SuaraJawaTengah.id - Pengembalian benda pusaka atau warisan budaya Indonesia dari luar negeri (repatriasi), harus dibarengi dengan persiapan mekanisme pengelolaan dan pemeliharaan di dalam negeri.
Ketua Dewan Pimpinan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI), Catrini Pratihari Kubontubuh, mengapresiasi upaya repatriasi benda warisan budaya atau benda pusaka ke Indonesia dari Belanda.
“Jangan sampai setelah kita mendapat itu kembali, menjadi rusak atau tidak seperti kondisi sebelumnya. Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kita bersama tentunya,” kata Catrini disela acara dialog “Ruwat Rawat Borobudur ke 19” di pelataran Candi Borobudur, Selasa (9/2/2021).
Menurut Catrini, tugas merawat benda-benda repatriasi tidak bisa hanya diserahkan kepada museum. Komunitas dan masyarakat juga punya peran menjaga benda warisan budaya tersebut.
“Dalam artian itu tidak hanya sebagai benda fisik. Ada nilai-nilai spiritual dan pemaknaan non fisik di dalamnya yang merupakan peninggalan dari pendahulu kita,” kata Catrini.
Catrini tidak menyebutkan jumlah pasti benda-benda warisan budaya yang akan dikembalikan. Sejauh yang dia ketahui, pusaka warisan budaya yang telah dikembalikan oleh pemerintah Belanda antara lain keris dan tombak milik Pangeran Diponegoro.
Tombak yang pernah digunakan Pangeran Diponegoro dalam perang Jawa tersebut dipamerkan pada pameran “Aku Diponegoro” di Museum Nasional pada tahun 2015. Tombak itu dikembalikan oleh keluarga Belanda yang dulu pernah berdinas di Batavia.
“Ini contoh bahwa repatriasi tidak hanya dari pemerintah ke pemerintah. Tapi juga bagaimana komunitas disana (Belanda) peduli mengembalikan ke pemerintah kita,” kata Catrini.
Selain tombak, pemerintah Belanda juga mengembalikan keris yang diduga bergelar “Naga Siluman” pada 10 Maret 2020. Keris milik Pangeran Diponegoro ini sempat dikabarkan hilang dan ditemukan sebagai koleksi Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda.
Baca Juga: Dilanda Banjir, Sebanyak 2.882 Warga Pekalongan Mengungsi
“Saya pikir ini satu upaya yang baik termasuk juga apresiasi kepada negara yang punya share heritage atau istilahnya pusaka bersama antara Indonesia dan Belanda ketika melalui periode yang sama.”
Pada 24 Desember 2019, pemerintah menerima pengembalian 1.449 artefak koleksi Museum Nusantara di Kota Deflt, Belanda. Pengembalian menyusul ditutupnya museum itu karena tak lagi mendapat subsisi anggaran operasional.
Diantara artefak yang dikembalikan adalah model perahu tradisional yang terbuat dari kuncup cengkeh. Artefak ini diyakini berasal dari Ambon, Maluku.
Kemudian ukiran tanduk rusa yang menggambarkan karakter pangeran, putri, raksasa, dan garuda. Artefak yang diperkirakan dibuat abad 19 masehi ini dibawa ke Belanda dari Bali.
Pemerintah saat ini mengupayakan pemulangan berlian Banjarmasin “36 karat” dari Rijksmuseum, Amsterdam. Sejarawan Belanda, Caroline Drieenhuizen menyebut berlian itu dibawa ke Belanda sebagai 'rampasan perang' setelah mengalahkan Kesultanan Banjar tahun 1860.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Danantara dan BP BUMN Hadirkan 1.000 Relawan, Tegaskan Peran BUMN Hadir di Wilayah Terdampak
-
Turunkan Bantuan ke Sumatera, BRI Juga akan Perbaiki dan Renovasi Sekolah
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan