Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 10 Februari 2021 | 17:27 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Dok Humas Pemprov Jateng)

SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo  langsung menghubungi Wakil Wali Kota Pekalongan setelah mendengar ada warga pekalongan yang meminta bantuan saat banjir malah ditinggal karaoke oleh petugas.

Ganjar mengatakan, jika dia langsung  mengontak Wakil Wali Kota Pekalongan setelah mendengar kabar tersebut.  Dia tak memungkiri jika peristiwa yang sempat  viral di media sosial itu memang benar terjadi.

"Kemarin saya langsung kotak Wakil Wali Kota Pekalongan. Memang betul ada," jelasnya kepada awak media di Kantor Gubernur Jateng, Rabu (10/2/2021).

Dia menyebut jika saat itu kebutuhan logistik untuk warga memang sedang banyak ketika terjadi banjir di Kota Pekalongan. Menurutnya, ada dugaan petugas tak melayani warga dengan baik hingga akhirnya viral di media sosial.

Baca Juga: Tiga Serangkai Jelaskan Buku yang Sebut Pak Ganjar Tak Salat

"Memang betul, saat itu kebutuhan logistik memang banyak. Mungkin petugasnya di sana juga tak melayani dengan baik," ujarnya.

Berdasarkan  informasi yang dia peroleh, petugas yang saat itu berjaga sudah dipanggil oleh Dinas Sosial Kota Pekalongan untuk mengklarifikasi permasalahan tersebut.

"Sudah dipanggil dan sudah dapat peringatan juga," katanya.

Tangkapan layar postingan akun Mamase Eko di Facebook. Terlihat pegawai Dinsos Asyik karaoke disaat warganya meminta bantuan.

Sebelumnya, peristiwa tersebut diceritakan oleh akun Facebook bernama Mamase Eko‎ yang diunggah di akun grup PEKALONGAN INFO, Selasa (9/2/2021).

Dalam postingannya‎, Mamase Eko bercerita tentang upayanya bersama sejumlah warga meminta bantuan ke kantor Dinas Sosial  Kota Pekalongan di tengah banjir yang merendam sejumlah wilayah di Kota Pekalongan, Minggu malam (7/2/2021).

Baca Juga: Warga Pekalongan Minta Bantuan ke Dinsos saat Banjir, Pegawai Asyik Karaoke

Bantuan itu rencananya akan disalurkan untuk warga di 4 RT di Kelurahan Krapyak Kecamatan Pekalongan Utara yang terdampak banjir.

Seperti diceritakan Mamase Eko, saat itu dia datang ke kantor Dinas Sosial Kota Pekalongan menerjang banjir menggunakan kendaraan roda tiga bersama ketua RT dan RW.

Namun sesampainya mereka‎ di kantor Dinas Sosial, petugas yang menemui menyebut stok bantuan sudah habis. Tak percaya begitu saja, salah satu warga iseng mengatakan bahwa dia melihat masih ada sisa lima karung beras di dalam kantor Dinas Sosial.

"Tiba-tiba ‎oknum petugas gelagapan dan akhirnya menemui rekannya, lalu rekannya dtg dg alasan yang beda, dia minta surat2 yg sdh kami bawa..dan lalu kasih alasan bhw surat2 tsb tdk lengkap krn tdk ada cap dr kelurahan," tulis Mamase Eko.

Mamase Eko kemudian berupaya memastikan kepada petugas tersebut apakah jika mereka malam itu juga meminta cap dari kelurahan apakah bantuan bisa diberikan. Petugas yang menemui kemudian menjawab bisa.

Namun saat mereka mencoba menawarkan untuk membawa bantuan berasnya ‎bersama petugas Dinas Sosial dan sekalian mengambil cap surat di kantor kelurahan, hal itu ditolak oleh petugas Dinas Sosial yang menemui mereka.

"Pdhl utk smpe Dinsos kami menerjang banjir yg cukup dalam," tulis Mamase Eko menyesalkan sikap oknum pegawai tersebut.

Mamase Eko juga semakin emosi ketika melihat di dalam kantor Dinas Sosial terdapat sejumlah oknum pegawai lainnya yang sedang santai-santai sambil karaoke.

Tak lama kemudian, setelah melalui‎ perdebatan cukup keras, mereka akhirnya mereka bisa memperoleh bantuan beras sebanyak satu karung ukuran 25 kilogram.

"Paginya kami diminta dtg dan membawa surat2 dr kelurahan..harapannya 3 RT yg blm kebagian bs dpt..dan...hanya dpt 25 kg...yowes lah...," tulis Mamase Eko di akhir postingannya.

Saat dilihat SuaraJawaTengah.id Selasa (9/2/2021) sekitar pukul 14.30 WIB, postingan tersebut sudah mendapat 2,7 ribu tanggapan dan 4,5 ribu komentar dari warganet serta 619 kali dibagikan.

Kontributor : Dafi Yusuf

Load More