Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 14 Februari 2021 | 11:17 WIB
Presiden Joko Widodo (tengah) berjalan bersama Wali Kota Solo Fx. Hadi Rudyatmo (kedua kiri) di Solo. [Antara]

SuaraJawaTengah.id - Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo akan mengakhiri masa jabatan 17 Februari mendatang. Selain dia, Wakil Wali Kota Achmad Purnomo juga purnatugas di hari yang sama.

Bagi Rudy, dia segera menyelesaikan tugas selama sekitar 15 tahun memimpin Kota Solo. Rinciannya, periode 2005-2012 sebagai wakil Joko Widodo uang masih jadi Wali Kota Solo. Sementara sejak 2015 hingga saat ini menjadi orang nomor satu di Kota Bengawan didampingi Purnomo.

Jika berbicara Rudy, berbagai prestasi banyak ditorehkan pria asal Pucangsawit, Jebres tersebut. Pembangunan infrastruktur mulai dua flyover (Manahan dan Purwosari), rumah sakit jadi contoh nyata.

Rudy mampu keluar dari bayang-bayang sosok Jokowi di mata publik Soloraya dengan program unggulan 3 WMP (Wasis, Waras, Wareg, Mapan dan Papan).

Baca Juga: Ferdinand: Benarkah Jokowi Punya Buzzer dan Anti Kritik? Kita Lihat Fakta!

Kepala Pusat Study Demokrasi dan Ketahanan Nasional LPPM UNS Solo, Sunny Ummul Firdaus dilansir dari Solopos.com--jaringan Suara.com mengakui sosok Rudy sebagai Wali Kota mampu keluar dari bayang-bayang Jokowi selama memimpin Kota Bengawan.

Menurutnya, pria yang juga biasa disapa Pak Brengos itu mampu menunjukkan gaya kepemimpinannya sendiri yang khas.

"Pak Rudy berhasil menampilkan karakter kepemimpinan yang khas, tidak tenggelam dalam bayang-bayang Pak Jokowi," ujarmya.

Saat itu, beban berat ada di pundak Rudy menggantikan sosok Jokowi yang ketika itu sangat populer sebagai kepala daerah yang berhasil dan potensial.

Sunny memaparkan, sebagai Wali Kota Solo yang melanjutkan kepemimpinan yang ditinggalkan Jokowi, Rudy terbilang cukup berhasil.

Baca Juga: Jokowi Minta Dikritik, Roy Suryo: Kandangi Dulu Buzzer Agar Tidak Liar

Meski demikian, pernyataan mengejutkan justru dilontarkan Rudy yang masih merasa gagal memimpin Kota Solo selama delapan tahun.

"Kalau penilaian keberhasulan itu kan datang dari masyarakat. Tapi saya merasa gagal dan tidak mau ngomong berhasil," ungkap Rudy.

"Saya merasa masih ada pekerjaan rumah (PR) yang belum terselesaikan. Masih punya tanggungan ke masyarakat," tambah politisi PDI Perjuangan tersebut.

Namun, ada satu hal yang diakui Rudy sebagai kepuasan batin selama memimpin Kota Solo. Adalah keberhasilan mengubah mental Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk sepenuhnya bekerja dan membawa amanah masyarakat.

"Ini jadi kepuasan batin saya bisa mengubah mental ASN 180 derajat. Tidak ada jual beli jabatan, tidak ada staf mencari dana untuk di setor ke atas, dan staf hingga Sekda mengumpulkan uang ke wali kota," tegasnya.

"Mudah-mudahan ini nant bisa diteruskan wali kota dan wakil wali kota selanjutnya," pungkas Rudy.

Load More