Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 14 Februari 2021 | 18:27 WIB
Penyerang Liverpool Sadio Mane (tengah) tak bisa menyembunyikan kekecewaan usai gagal memanfaatkan peluang saat menghadapi Manchester City dalam laga pekan ke-23 Liga Inggris di Stadion Anfield, Senin (8/2/2021) dini hari WIB. [Jon Super / POOL / AFP].

SuaraJawaTengah.id - Sebelum dikalahkan Burnley pada 22 Januari, Liverpool sudah 68 pertandingan tak terkalahkan di Anfield. Setelah ditumbangkan Burnley, Brighton, dan Manchester City, predikat angker perlahan lepas dari Anfied.

Hasil mengejutkan tentu kemenangan Manchester City 4-1 atas Livepool, 7 Februari lalu. Manajer The Citizen bahkan tak menyangka bisa menang di Anfield.

"Bertahun-tahun lamanya kami tak bisa menang di sini. Anfield amat mengintimidasi. Anfield selalu mengesankan, tetapi akan jauh lebih mengesankan lagi kalau ada penonton," kata Guardiola.

Dari 17 tim Liga Inggris yang bermain lagi musim ini hanya Chelsea, Aston Villa, Southampton, West Ham dan Tottenham Hotspur yang penampilan kandangnya meningkat ketika tak ada penonton di stadion, dibandingkan dengan saat stadion masih disesaki suporter.

Baca Juga: Leicester Balik Menang Kontra Liverpool, Rodgers Puas dengan Kinerja Timnya

"Tanpa suporter di stadion, tim tuan rumah tak lagi memiliki keuntungan memiliki suporter yang menyemangatinya," kata manajer Everton Carlo Ancelotti.

Hasil analisis ESPN terhadap 288 pertandingan Liga Premier sebelum lockdown musim 2019-2020 dan 317 pertandingan setelah lockdown selama sisa musim 2019-2020 dan musim 2020-2021, menunjukkan terjadi penurunan jumlah gol saat pertandingan kandang dari rata-rata 1,5 gol per pertandingan sebelum lockdown menjadi 1,4 gol per laga sesudah lockdown.

Tim tandang selalu mendapatkan hasil lebih baik setelah lockdown dibandingkan sebelum lockdown. Kemenangan kandang berkurang 2 persen, sebaliknya kemenangan tandang naik 26 persen.

Kartu kuning untuk tim tandang juga turun dari rata-rata 1,9 kartu per laga menjadi 1,5 kartu per pertandingan selama tak ada penonton. Ini menandakan wasit tak lagi terprovokasi keadaan di dalam lapangan.

"Laga kandang dan tandang jadi berbeda, tak seperti dulu," kata bos Manchester United Ole Gunnar Solskjaer.

Baca Juga: Klasemen Terbaru Liga Inggris: Manchester City Makin Tak Terkejar

Dan bedanya, kata Michael Caulfield, psikolog olahraga terkemuka Inggris, “faktor pengintimidasi hilang di mata lawan.”

Pernyataan pemain Liverpool Fabinho ini menguatkan hal itu. "Seandainya penonton menyaksikan laga kami melawan United dan Burnley, saya yakin hasilnya akan berbeda jika ada dukungan penonton," tegas Fabinho.

Liverpool sendiri adalah klub yang paling terpukul oleh "dampak tribun kosong", namun penampilan kandang Brighton, Newcastle dan Sheffield United juga berantakan tanpa penonton.

Liverpool juga kesulitan karena krisis cedera berkepanjangan tiga bek tengah pilihan pertamanya dan "kelelahan mental" sehingga kesulitan mencetak hasil 100 persen dalam pertandingan.

"Ketiadaan penonton amat merusak penampilan; lawan menjadi tak takut, dan itu telah meratakan banyak hal," kata Caulfield.

Burnley adalah tim yang memecahkan rekor tak terkalahkan Liverpool di Anfield ketika menang 1-0 pada 21 Januari. Pelatih Burnley Sean Dyche menunjuk ketiadaan penonton membuat Anfield tak lagi angker. "Penonton tuan rumah itu menciptakan perbedaan besar."

West Ham yang berperingkat enam dalam klasemen liga paling diuntungkan oleh stadion tak berpenonton. Mereka memenangkan 29,73 persen poin lebih banyak dibandingkan sebelum lockdown.

Sumber: Antara

Load More