SuaraJawaTengah.id - Pegiat media sosial Denny Siregar menyoroti para elit politik yang mempermasalahkan kebebasan mengkritik pemerintah Presiden Joko Widodo. Dari yang takut ditangkap Polisi hingga takut diserang para buzzer pro dengan pemerintah.
Denny Siregar menganggap hal yang diributkan oleh para elit politik khususnya dari kelompok oposisi tidak bermutu dan kurang bermanfaat bagi masyarakat.
"Wong masalah gimana cara kritik aja diributkan. Mbok yang diributkan itu gimana cara bikin batre listrik gitu lho.. Oposisi, oposisi.. Pantes kelen kalah. Lha, gak berbobot gitu.. Liat muke lu aja males," tulis Denny Siregar di akun twitter @Dennysiregar7
Denny Siregar juga mengkritisi, kelompok oposisi seperti emak-emak yang sering ngumpul di gang yang sering ngomongin orang.
Menurutnya, para elit politik seharusnya memikirkan kemajuan bangsa ini bukan terus-terusan mencari kesalahan pemerintah.
"Kelompok oposisi itu, yg tuanya gaptek dan jadoel, yg mudanya baper gak tahan banting. Kebanyakan makan duit haram, jadinya gak seimbang. Yg diomongin bukan kemajuan, tapi masalah remeh temeh. Persis emak2 kumpul di gang, ngomongin tetangga sebelah yg baru dapet pinjeman," tulis Denny Siregar.
JK bertanya saja tidak boleh
Sebelumnya Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla (JK), meminta sejumlah pihak tidak salah mengartikan pertanyaannya soal mengajukan kritik tanpa harus dipanggil polisi.
JK menegaskan kalau pertanyaan itu mewakili kegelisahan masyarakat. JK menyebut hanya ingin menyampaikan kegelisahan masyarakat dengan tujuan menemukan solusi.
Baca Juga: Sanksi Tolak Vaksinasi Covid-19, Ganjar: Yang Belum Setuju Butuh Diedukasi
Ia menilai sebuah kritik itu menjadi poin yang sangat penting sebagai bagian dari koreksi jalannya roda pemerintahan.
"Apabila pemerintahan ingin berjalan secara demokratis, maka penting ada check and balancing dan apa yang saya kemukakan itu berwujud pertanyaan dan itu wajar, bahwa bagaimana dong caranya mengkritik tanpa dipanggil polisi," kata JK melalui sebuah video yang dikutip Suara.com, Senin (15/2/2021).
JK berpendapat kalau dia hanya mengajukan pertanyaan tanpa ada maksud tertentu. Tetapi niat dirinya malah ditanggapi beragam oleh para buzzer.
"Itu murni pertanyaan dan banyak menanggapinya secara berbeda-beda terutama buzzer-buzzer ini kan? Ini kesannya bertanya saja tidak boleh, apalagi mengkritik. Padahal pertanyaan saya sederhana sekali, yaitu bagaimana caranya mengkiritik," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Transformasi Berkelanjutan, BRI Catat Kinerja Gemilang dan Dukung Program Prioritas Nasional 2025
-
Revolusi Anti-Rob: Jateng Gunakan Pompa Tenaga Surya, Hemat Biaya Operasional hingga Jutaan Rupiah
-
Waspada! Malam Tahun Baru di Jateng Selatan Diwarnai Hujan dan Gelombang Tinggi
-
BRI Blora Gelar Khitan Massal, Meriahkan HUT ke-130 dengan Bakti Sosial
-
Mobilio vs Ertiga Bekas di Bawah Rp150 Juta: 7 Pertimbangan Penting Sebelum Membeli