SuaraJawaTengah.id - Meski masih di masa pandemi Covid-19 proyek jalan Tol Solo-Jogja -YIA (Yogyakarta International Airpot) terus dikebut.
Pembangunan jalan Tol Solo-Jogja-YIA itu diharapkan bisa mendongkrak ekonomi sekitar. Selain itu bisa memperlancar jalur trasnportasi.
Dilansir dari Semarangpos.com, Pengerjaan proyek jalan Tol Solo-Jogja-YIA dibagi dalam tiga tahapan. Proyek ini memiliki nilai investasi mencapai Rp26,6 triliun.
General Manager SDM dan Umum PT. Jogjasolo Marga Makmur (JMM) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), Ahmad Izzi, menjelaskan jalan Tol Solo-Jogja-YIA Kulonprogo memiliki panjang 96,57 kilometer (km).
Kepemilikan saham pada konsorsium antara lain PT Daya Mulia Turangga-PT Gama Group mencapai 51%, PT Jasa Marga (Persero) Tbk 25%, dan PT Adhi Karya 24%.
Trase jalan Tol Solo-Jogja-YIA Kulonprogo nantinya akan melintasi dua provinsi, yakni Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Trase di Yogyakarta sepanjang 60,93 km dan trase yang terletak di Jateng sepanjang 35,64 km. Jalan tol ini ditargetkan akan beroperasi secara bertahap pada 2023 dan beroperasi penuh pada 2024.
Jalan Tol Solo-Jogja-YIA Kulonprogo terbagi atas tiga seksi, yakni sesi I dari Kartasura-Purwomartani Sleman sepanjang 42,37 km. Lalu, sesi II Purwomartani-Gamping Sleman sepanjang 23,42 km, dan sesi III Gamping Sleman-Purworejo Jateng sepanjang 30,77 km.
Sesi I saat ini sudah mulai dikerjakan, kemudian akan langsung dilanjutkan pada Sesi III. Sedangkan untuk sesi II akan dikerjakan paling akhir dari rangkaian proyek ini.
Baca Juga: Lapas Slawi Over Kapasitas
“Tetapi semua akan selesai dan beroperasi pada 2024,” kata Izzi kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) – Group Semarangpos.com, Jumat (19/2/2021).
Efisien
Menurut Izzi, kontrak pembangunan jalan Tol Solo – Jogja– YIA Kulonprogo menggunakan metode Design and Build (Rancang Bangun) sehingga dapat mengefisiensi waktu dan juga biaya. Sesuai dengan jadwal pekerjaan proyek, pembangunan jalan Tol Solo-Jogja-YIA Kulonprogo dimulai sejak Januari 2021.
Ia mengatakan, JMM telah memulai kegiatan pembebasan lahan untuk mewujudkan proyek tersebut terhadap 13.396 bidang yang tersebar di enam kabupaten, yakni Karanganyar, Boyolali, Klaten, Sleman, Bantul dan Kulonprogo.
“Sejak November 2020 hingga saat ini sebanyak 1.614 bidang telah selesai dilakukan proses pembayaran uang ganti kerugian [UGK] di seksi satu,” kata Izzi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Danantara dan BP BUMN Hadirkan 1.000 Relawan, Tegaskan Peran BUMN Hadir di Wilayah Terdampak
-
Turunkan Bantuan ke Sumatera, BRI Juga akan Perbaiki dan Renovasi Sekolah
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan