Budi Arista Romadhoni
Selasa, 02 Maret 2021 | 11:34 WIB
Si kembar Amiruddin Bagas Kaffa (kiri) dan Amiruddin Bagus Kahfi (kanan) saat membela timnas Indonesia U-16, dipastikan bisa tampil melawan Malaysia di semifinal Piala AFF U-16 2018. (Suara.com/Dimas Angga P)

Bermodal banyak piagam penghargaan, mereka yakin Bagas dan Bagus bakal diterima di beberapa SMP unggulan di Magelang.

“Saya bilang sama Bagas dan Bagus, masa depan itu sampayen yang menentukan dan memutuskan. Bukan bapak dan bukan siapa-siapa. Apapun keputusan sampeyan bapak di belakang sampeyan. Bagas sama Bagus menjawab: Prestasi pak. Berarti milih sepak bola.”

Bagus Kahfi resmi diperkenalkan sebagai pemain FC Utrecht. (Dok. FC Utrecht)

Tugas Yuni selanjutnya adalah mencari sekolah yang bisa mendukung prestasi sepak bola si kembar. Pada saat ada pertandingan misalnya, sekolah memberi kelonggaran izin untuk tidak masuk sekolah.

Pilihan sekolah jatuh ke Madrasah Tsanawiyah (Mts) Negeri di daerah Karet, Kota Magelang. Baru beberapa bulan sekolah, Bagas dan Bagus mendapat tawaran bergabung dengan Frenz United, Malaysia. 

“Begitu kelas 1 itu, Bagas sama Bagus sudah harus terbang ke Malaysia berdua saja. Saat itu saya berpikir ini bener apa nggak? Dari pihak Frenz United ada aturan orang tua belum boleh ikut mendampingi,” kata Yuni. 

Selang satu minggu, Yuni baru dapat tiket untuk menyusul ke Malaysia dan bertemu manajer Frenz United. Setahun kemudian Bagas dan Bagus kembali ke Indonesia. Klub itu dikabarkan pailit. 

Setahun tidak masuk sekolah, keduanya tidak mendapat nilai. Sekolah menganggap mereka tidak pernah mengikuti mata pelajaran.

“Kami menyikapi kalau memang tidak ada nilainya, kami keluar dari Mts.” 

Bagas dan Bagus kemudian melanjutkan sekolah non-formal di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Kuncup Mekar, Magelang Selatan. “Itu membantu sekali proses Bagas dan Bagus mencari ilmu akademik,” ujar Yuni.

Baca Juga: Kasus Anya Geraldine Salah Sebut Lokasi Borobudur, Rugikan Wisata Magelang

Di luar negeri selain pernah bergabung bersama Frenz United Malaysia, Bagas dan Bagus juga pernah menimba ilmu di The Chelsea FC International Development Centre Singapore. Bagas dan Bagus pernah menjuarai Filipina Cup bersama Timnas Indonesia U-13. 

“Selanjutnya dari Piala Menpora naik ke kelas umur lulus SMA. Terus mau (sekolah) ke mana? Saat itu ada Timnas U-16. Kemudian mencari sekolah di SMA 5 Magelang.” 

Dari sini prestasi sepak bola keduanya semakin terlihat. Setelah bergabung bersama PS Asahan Sumatera Utara, Bagas-Bagus sempat gabung sebentar di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sumut, hingga berlabuh ke Barito Putra.

“Mereka ikut Garuda Select pertama. Pada Garuda Select kedua, Bagas dan Bagus ikut lagi, tapi yang dipanggil Bagus. Bagas ikut turnamen di Bali jadi tidak ikut Garuda Select tahap dua,” ujar Yuni. 

Pemain Timnas Indonesia U-19, Bagas Kaffa, ketika berlatih saat TC di Jakarta (dok. PSSI).

Di mata Yuni, kedua anaknya meski kembar memiliki karakter berbeda. Bagus lebih simple, sederhana, dan komunikatif.

“Bagas itu agak malu-malu. Bagas sama Bagus karena dari kecil biasa hidup mandiri jauh dari orang tua, bisa cepat adaptasi.” 

Load More