Bermodal banyak piagam penghargaan, mereka yakin Bagas dan Bagus bakal diterima di beberapa SMP unggulan di Magelang.
“Saya bilang sama Bagas dan Bagus, masa depan itu sampayen yang menentukan dan memutuskan. Bukan bapak dan bukan siapa-siapa. Apapun keputusan sampeyan bapak di belakang sampeyan. Bagas sama Bagus menjawab: Prestasi pak. Berarti milih sepak bola.”
Tugas Yuni selanjutnya adalah mencari sekolah yang bisa mendukung prestasi sepak bola si kembar. Pada saat ada pertandingan misalnya, sekolah memberi kelonggaran izin untuk tidak masuk sekolah.
Pilihan sekolah jatuh ke Madrasah Tsanawiyah (Mts) Negeri di daerah Karet, Kota Magelang. Baru beberapa bulan sekolah, Bagas dan Bagus mendapat tawaran bergabung dengan Frenz United, Malaysia.
“Begitu kelas 1 itu, Bagas sama Bagus sudah harus terbang ke Malaysia berdua saja. Saat itu saya berpikir ini bener apa nggak? Dari pihak Frenz United ada aturan orang tua belum boleh ikut mendampingi,” kata Yuni.
Selang satu minggu, Yuni baru dapat tiket untuk menyusul ke Malaysia dan bertemu manajer Frenz United. Setahun kemudian Bagas dan Bagus kembali ke Indonesia. Klub itu dikabarkan pailit.
Setahun tidak masuk sekolah, keduanya tidak mendapat nilai. Sekolah menganggap mereka tidak pernah mengikuti mata pelajaran.
“Kami menyikapi kalau memang tidak ada nilainya, kami keluar dari Mts.”
Bagas dan Bagus kemudian melanjutkan sekolah non-formal di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Kuncup Mekar, Magelang Selatan. “Itu membantu sekali proses Bagas dan Bagus mencari ilmu akademik,” ujar Yuni.
Baca Juga: Kasus Anya Geraldine Salah Sebut Lokasi Borobudur, Rugikan Wisata Magelang
Di luar negeri selain pernah bergabung bersama Frenz United Malaysia, Bagas dan Bagus juga pernah menimba ilmu di The Chelsea FC International Development Centre Singapore. Bagas dan Bagus pernah menjuarai Filipina Cup bersama Timnas Indonesia U-13.
“Selanjutnya dari Piala Menpora naik ke kelas umur lulus SMA. Terus mau (sekolah) ke mana? Saat itu ada Timnas U-16. Kemudian mencari sekolah di SMA 5 Magelang.”
Dari sini prestasi sepak bola keduanya semakin terlihat. Setelah bergabung bersama PS Asahan Sumatera Utara, Bagas-Bagus sempat gabung sebentar di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sumut, hingga berlabuh ke Barito Putra.
“Mereka ikut Garuda Select pertama. Pada Garuda Select kedua, Bagas dan Bagus ikut lagi, tapi yang dipanggil Bagus. Bagas ikut turnamen di Bali jadi tidak ikut Garuda Select tahap dua,” ujar Yuni.
Di mata Yuni, kedua anaknya meski kembar memiliki karakter berbeda. Bagus lebih simple, sederhana, dan komunikatif.
“Bagas itu agak malu-malu. Bagas sama Bagus karena dari kecil biasa hidup mandiri jauh dari orang tua, bisa cepat adaptasi.”
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota