Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 02 Maret 2021 | 13:49 WIB
Ilustrasi stok bawang putih di Jawa Tengah mulai menipis. (Unsplash/@nordwood)

SuaraJawaTengah.id - Komoditas bahan pokok bawang putih menjadi sangat penting bagi masyarakat Jawa Tengah. Namun, jika hargnya melambung atau mengalami kelangkaan maka pastinya akan meresahkan masyarakat. 

Berdasarkan Catatan Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah, ketersediaan bawang putih di Jateng saat ini tidak mencukupi kebutuhan, alias minus.

Artinya Provinsi Jawa Tengah atau Jateng akan menghadapi krisis komoditas atau bahan pokok bawang putih. 

“Memang bawang putih kita sempat mengalami surplus pada April 2020 kemarin, atau saat panen. Tapi, setelah itu terus mengalami minus,” ujar Kepala Dishanpan Jateng, Agus Wariyanto, dilansir dari  Semarangpos.com, Senin (1/3/2021).

Baca Juga: Gibran Resmi Jadi Walikota Solo

Berdasarkan neraca ketersediaan pangan Jateng tahun 2020, kebutuhan bawang putih masyarakat di provinsi tersebut mencapai 64.106 ton. Sementara, ketersediaan bawang putih hanya sekitar 31.715 ton. 

“Berarti ada minus sekitar 32.391 ton,” imbuhnya.

Menurut Agus, kebutuhan dan ketersediaan yang tidak sebanding itu harus segera diatasi. Jika tidak segera teratasi bakal menyebabkan inflasi yang berdampak buruk pada perekonomian warga.

Terlebih lagi saat ini harga eceran tertinggi (HET) bawang putih di pasaran sudah mencapai Rp30.000 per kg.

“Kondisi ini harus segera diatasi. Apalagi ini juga mau bulan puasa dan lebaran. Kita tunggu kebijakan dari pusat. Apakah nanti mau impor atau ada kebijakan lain,” tutur Agus.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Bacakan Pidato Soekarno ke Kepala Daerah Terpilih, Mengapa?

Agus menambahkan masalah ketersediaan bawang putih memang terbilang klasik. Kebutuhan masyarakat tidak bisa dipenuhi dengan produksi dalam negeri.

“Bawang putih itu kan tergolong tanaman subtropis. Jadi kurang berkembang di Indonesia,” terangnya.

Impor

Di Jateng, lanjut Agus sebenarnya ada beberapa daerah yang menjadi sentra penghasil bawang putih seperti Temanggung, Karanganyar, dan Kabupaten Tegal.

Meski demikian, pasokan dari daerah-daerah itu tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Alhasil, pemerintah pun harus melakukan impor ke negara penghasil bawang putih, yakni Tiongkok.

Meski demikian, impor tersebut tersendat tahun lalu menyusul pandemi Covid-19 yang melanda Tiongkok.

Selain bawang putih, ada dua komoditas bahan pokok lain yang ketersediaannya di Jateng juga mengalami minus. Dua komoditas itu yakni kedelai dan gula pasir.

“Kalau untuk bahan pokok lainnya kita tergolong surplus. Bahkan untuk beras tahun ini surplus sekitar 2,9 juta ton,” ujar Agus.

Load More