SuaraJawaTengah.id - Harga cabai di pasar tradisional di Kabupaten Tegal dan Kota Tegal melonjak hingga mencapai Rp110 ribu per kilogram (kg). Kenaikan harga ini berdampak kepada penjual nasi ponggol.
Nasi ponggol merupakan makanan khas Tegal berupa nasi yang dibungkus daun pisang dengan lauk antara lain sambal goreng tempe. Penjual nasi ponggol banyak dijumpai terutama pada pagi hari.
Salah satu penjual nasi ponggol di Kabupaten Tegal, Daryuni, 45, mengatakan, harga cabai rawit merah mengalami kenaikan menjadi lebih dari Rp100 ribu per kg.
Dia pun terpaksa mengurangi rasa pedas pada nasi ponggol yang biasa dijualnya tiap pagi hari agar tidak diprotes pembeli.
Baca Juga: Marak Odong-Odong di Kota Tegal, Awas! Langgar Lalu Lintas
"Cabainya saya kurangi, karena kalau harganya dinaikin pembeli gak ada yang mau," tuturnya, Jumat (11/3/2021).
Daryuni mengaku biasanya membeli cabai hingga 1 kg untuk keperluan membuat nasi ponggol, namun sejak harganya naik, jumlahnya dikurangi hanya seperempat kg. "Makanya pedesnya akhirnya berkurang karena cabainya juga dikurangi," ujarnya.
Salah satu pedagang di Pasar Pepedan, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal Kasni, 44, mengatakan, cabai yang mengalami kenaikan harga yakni rawit merah.
Harga cabai jenis itu kini mencapai Rp105 per kg dari sebelumya Rp98 ribu per kg. Sedangkan normalnya sekitar Rp60 ribu per kg.
"Naiknya mulai hari ini. Dari kulakannya memang sudah mahal," ujar Kasni, Jumat (12/3/2021).
Baca Juga: Soal Uang Rp500 Juta, Ketua DPC Partai Demokrat Kota Magelang: No Comment
Menurut Kusni, selain harganya naik, jumlah cabai yang bisa dibeli dari pemasok juga dibatasi. Dia hanya bisa membeli Rp3 kg.
"Tadinya bisa kulakan sampai 5 kg, sekarang cuma 3 kg. Sejak harganya mahal, kulakannya dibatasi," ungkapnya.
Pedagang di Pasar Pagi Kota Tegal, Isah juga mengungkapkan hal senada. Menurut dia, harga cabai rawit merah sempat mencapai Rp120 per kg.
"Minggu kemarin Rp120 ribu per kg. Sekarang sudah mending jadi Rp110 ribu per kg. Tapi ya masih mahal," ujarnya, Jumat (12/3/2021).
Isah menyebut melonjaknya harga cabai tersebut terjadi karena stok dari petani kosong imbas cuaca buruk.
"Kalau bulan-bulan ini petani biasanya tidak nanam cabai karena cuacanya tidak baik. Kalau nanam rawan busuk," ujarnya.
Kontributor : F Firdaus
Berita Terkait
-
Harga Cabai Melonjak Pada Awal Tahun 2025, Ini Penyebabnya
-
Harga Cabai Rawit Merah Melonjak, Mentan: Biarlah Petani Bernapas
-
Tembus Rp 120 Ribu per Kilogram di Awal Tahun, Harga Cabai Rawit Merah Masih Pedas
-
Puluhan Kapal Nelayan di Tegal Dilalap Si Jago Merah
-
Pantai Tegal Wangi, Menikmati Keindahan Bali yang Tersembunyi secara Gratis
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Tenang! Pasokan LPG 3 Kg di Pantura Jawa Tengah Stabil, Warga Tak Perlu Khawatir Jelang Lebaran
-
Dari Hobi Coklat Jadi Omzet Jutaan: Simak Kisah Inspiratif Cokelat Ndalem
-
Hujan Ringan Diprakirakan Guyur Semarang, Warga Diminta Waspada Cuaca Ekstrem
-
Daftar Kekayaan Ahmad Luthfi, Gubernur Jawa Tengah Terpilih Periode 2025-2030
-
Jelang Pelantikan Gubernur, Ahmad Luthfi: Tidur Cukup dan Pikiran Bahagia