Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 22 Maret 2021 | 15:02 WIB
Santriwati mencoba alat GeNose yang disediakan Pondok Pesantren At Taujieh Al Islamy 2 di Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Senin (22/3/2021). [Suara.com/Anang Firmansyah]

SuaraJawaTengah.id - Sebagai langkah antisipasi untuk melindungi ribuan santri dari paparan virus Covid-19, kini Pondok Pesantren At Taujieh Al Islamy 2, di Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas menggunakan alat GeNose untuk deteksi dini.

Ponpes di Banyumas tersebut menjadi yang pertama di Kabupaten Banyumas memanfaatkan alat GeNose.

KH Zuhrul Anam Hisyam atau lebih dikenal Gus Anam, selaku pendiri sekaligus pengasuh pondok pesantren di Banyumas itu menjelaskan pondoknya merasa berkepentingan untuk menggunakan GeNose ini.

"Berangkat dari rasa tanggung jawab terhadap kesehatan para santri, karena jumlahnya yang cukup banyak, sekitar 2400 dari berbagai daerah yang hampir semuanya wali santri itu menjenguk hampir setiap minggu, jadi alat ini untuk jaga-jaga. Sehingga ketika ada yang positif bisa ditangani dengan cepat," katanya saat ditemui, Senin (22/3/2021).

Baca Juga: Inovasi GeNose dan Vaksin Nusantara, Pakar Ingatkan Tetap Wajib Izin BPOM

Alat tersebut menurut Gus Anam sudah sekitar sebulan digunakan di ponpes. Begitu ada informasi tentang adanya alat yang baru ini kemudian pihaknya bersegera untuk bisa memperolehnya.

"Alatnya memang khusus untuk lingkungan pondok. Misal kemarin ada santri yang habis pulang karena acara keluarga, terus pulang sini ya langsung ditest pakai GeNose ini," jelasnya.

Selain untuk para santri, alat ini juga digunakan untuk wali santri. Karena ada juga Majelis pengajian Lapangan, yang datang dari berbagai daerah. Dengan adanya alat ini, pihak ponpes jadi lebih merasa aman.

"Selama ini ya memang kita khawatir juga. Namanya juga manusia. Pasti tetap ada takutnya. Kita berusaha semaksimal mungkin untuk bisa melindungi kesehatan para santri," tuturnya.

Ponpes At Taujieh sendiri telah membentuk tim khusus yang terdiri dari para santri untuk mengikuti pelatihan tata cara penanganan Covid-19. Karena Pemkab sendiri, telah mewacanakan adanya ujian sekolah tatap muka pada Bulan April mendatang.

Baca Juga: Wajib Dicatat, Mulai Besok Tarif GeNose C19 Naik Jadi Rp30.000

"Kami mengikuti ketentuan pemerintah. Infonya akan ada UN tatap muka tapi dengan protokol kesehatan ketat. Jadi alat ini ya juga sangat membantu untuk itu. Karena ketika ada yang positif kita pisahkan dengan santri lainnya dan di karantina di tempat terpisah," lanjutnya.

Pihaknya mendapat alat GeNose ini mengantri dalam kurun waktu dua bulan. Setelah adanya informasi pembuatan alat tersebut, Gus Anam langsung berinisiatif pesan. Fungasi serta harga yang lebih murah tentu menjadi pertimbangannya.

"Jauh lebih murah tentunya. Kami membeli Rp 100 juta termasuk dengan plastik yang untuk sampel udara. Jumlahnya memang banyak itu plastiknya. Tahap pertama kita pesan 3000 plastik," tandasnya.

Sementara itu, santriwati Pondok Pesantren At Taujieh Al Islamy 2, Andini (15), mengaku senang pondok pesantrennya menggunakan alat tersebut. Karena beberapa waktu lalu, ia sempat pulang dan terkena sakit tipes.

"Terus pas balik kesini kan pakai alat itu, walaupun sudah sembuh setelah pulang dari rumah di Purbalingga langsung ditest, alhamdulilah hasilnya negatif. Dengan adanya alat ini merasa lebih aman. Karena hasilnya cepat," kata siswi kelas 1 SMA di Andalusia, Ponpes At Taujieh Al Islamy 2 ini.

Kontributor : Anang Firmansyah

Load More