SuaraJawaTengah.id - Pandemi Covid-19 diprediksi membuat terjadinya ledakan pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah, termasuk di Kota Salatiga.
Hal itu diketahui dari menurunnya minat warga di wilayah itu untuk mengikuti program Keluarga Berencana (KB) selama pandemi.
Dilansir Semarangpos.com--jaringan Suara.com, Selasa (6/4/2021), Pemkot Salatiga menyebutkan jumlah peserta KB di Salatiga pada 2020 mencapai 1.768 orang.
Angka ini mengalami penurunan sekitar 29% dari tahun sebelumnya, 2019 yang mencapai 2.485 peserta.
Penurunan hampir di seluruh metode kontrasepsi baik IUD, MOP, kondom, implan, suntik, maupun pil.
“Jumlah [penurunan peserta] ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah. Kita harus bisa memberikan pemahaman tentang pentingnya program KB ke masyarakat. Agar semua bisa berjalan bersama dan baik,” ujar Wali Kota Salatiga, Yuliyanto.
Menurut Yuliyanto, program Bangga Kencana bertujuan melakukan intervensi kepada keluarga oleh BKKBN dan perangkat daerah pengelola KB. Program ini dibentuk untuk menyeimbangkan kebutuhan dan jumlah penduduk yang ada.
“ Program Keluarga Berencana bertujuan agar keluarga sebagai unit kecil menjadi NKKBS [Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera]. Sehingga, keluarga bisa membina dan membentuk keluarga yang andal,” kata Yuliyanto.
Wali Kota Salatiga menambahkan tantangan program KB ke masyarakat saat ini adalah membangun keluarga melalui pelayanan kontrasepsi bagi masyarakat. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Baca Juga: Jangan Takut, Penelitian Buktikan Puasa Aman Dilakukan Di Tengah Pandemi
“Ini tidak hanya fokus ke masalah kependudukan dan KB saja. Tapi, pembangunan keluarga mulai dari rencana keluarga yang baik dengan beberapa program seperti Bina Keluarga Balita [BKB] untuk menurunkan stunting, program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja melalui PKBR, PUP, serta keterampilan hidup dan pendidikan,” imbuhnya.
Selain itu, Yuliyanto juga mengingatkan adanya pelayanan kontrasepsi. Pembatasan interaksi secara fisik saat ini menjadikan intensitas pelayanan dan akses kesehatan termasuk pelayanan kontrasepsi menjadi terkendala.
“Pada masa pandemi ada kekhawatiran terhadap penurunan jumlah peserta KB. Ini tentunya berpotensi meningkatkan laju pertumbuhan. Ini harus kita pikirkan dan cari solusi terbaik,” imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara