SuaraJawaTengah.id - Kepala Desa Ngadipuro Magelang, Iwan Agus Purwoko, mendapat firasat kepergian Kapten Yohanes Heri Santoso, salah seorang awak kapal selam KRI Nanggala-402.
Iwan Agus Purwoko mengaku memiliki hubungan dekat dengan keluarga besar Kapten Heri yang tinggal di Dusun Ngadipuro III, RT 02 RW 09, Desa Ngadipuro, Kecamatan Dukun, Magelang.
“Ini terakhir (bertemu) kemarin Desember. Biasanya pulang ngasih kenang-kenangan. Yang kemarin dengan ucapan ‘ini saya kasih topi mugo-mugo jadi kenang kenangan terakhir’,” kata Iwan di rumah keluarga Kapten Heri Santoso Magelang, Senin (26/4/2021).
Topi kenang-kenangan yang diberikan Kapten Heri, tersemat bordiran kapal selam dengan tulisan “Submariner”. Tampak Kapten Heri begitu bangga dengan kesatuannya.
Setelahnya, Iwan tak sempat lagi bertemu Kapten Heri. Melalui Agus Hery Lestiono kakak iparnya, Kapten Heri menitipkan pesan: “Iki kenang-kenangan nggo Pak Lurah tolong disampaikan. Mugo-mugo iso ketemu meneh Hari Raya yang akan datang.”
Meski terpaut usia 6 tahun, Iwan mengaku dekat dengan Heri. Hubungan mereka sudah seperti kakak dan adik.
Semula Iwan tidak mengetahui jika Heri bertugas di kapal selam KRI Naggala 402. “Saya tahunya malah di Marinir. Tahu-tahu terakhir ini ternyata di Nanggala 402. Sekolah (khusus pengoperasian kapal selam) di Jerman dan Korea Selatan. Itu sekitar tahun 2004 kalau nggak salah.”
Kapten Yohanes Heri Santoso lahir di Magelang, 22 Juli 1975. Dia adalah putra kedua dari 4 bersaudara, buah pernikahan pasangan FX Kuntoro dan Darwati.
Sebelum menempuh Sekolah Calon Bintara TNI, Kapten Yohanes mengenyam pendidikan di SD Ngadipuro 1, SMP Negeri 1 Dukun, dan SMA 1 Kota Mungkid.
Baca Juga: Hotman Paris Akan Bantu Pendidikan Bocah Viral Anak Awak KRI Nanggala 402
Kapal selam KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam di perairan Bali, Minggu (25/4/2021). Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengumumkan 53 awak KRI Nanggala dipastikan gugur.
Komandan Kodim 0705/Magelang, Letkol (Arm) Rohmadi mengucapkan turut berbela sungkawa atas gugurnya Kapten Yohanes Heri Santoso.
“Kami datang sebagai wujud simpati kepada keluarga karena salah satu korban kapal selam tenggelam KRI Nanggala, Kapten Yohanes kebetulan orang tuanya di sini. Kami selaku keluarga besar Kodim ikut prihatin dan berduka cita,” kata Letkol (Arm) Rohmadi di rumah keluarga Kapten Heri.
Kapal selam Nanggala 402 adalah kapal selam buatan Jerman dengan bobot 1.200 ton. KRI Nanggala diserahkan oleh Jerman pada 6 Juli 1981 bersama dengan kapal selam Cakra.
Kurang dari 40 tahun kapal selam KRI Nanggala 402 dan Cakra 401 menjaga perairan Indonesia. Kapal selam Nanggala 402 tercatat pernah ditugaskan menjaga perairan Indonesia saat sengketa Indonesia-Malaysia di Blok Ambalat.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
Terkini
-
Fundamental Solid Dorong Kapitalisasi Pasar BRI Terus Tumbuh Dua Dekade
-
7 Hatchback Bekas di Bawah Rp100 Juta yang Masih Layak Jadi Mobil Harian
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota