“Nggak bisa seperti itu. Kalau nggak ada pendampingan nggak akan bisa. Eman-eman malahan wifii mu, saya bilang begitu.”
Selama 2 jam belajar, anak-anak sama sekali dilarang memegang telepon genggam. Ternyata mereka dapat asik bermain bersama teman-teman dan relawan.
Situasi itu yang kemudian mendorong Budi Irawanto bersama sekitar 20 relawan menjalankan “Sekolah Alam Sandal Jepitan Bareng” di Desa Sambeng, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
Sekolah yang digelar di tepi Kali Progo itu diikuti 44 anak warga sekitar. Karena bukan sekolah formal, rentang usia peserta didik juga beragam dari balita hingga siswa kelas 6 sekolah dasar.
Baca Juga: Peninggalan Masjid Kuno di Magelang, Tempat Kumpul Kiai saat Ramadhan
Materi belajar antara lain soal budi pekerti, empati terhadap orang lain, dan merangsang kreatifitas. Semua pembelajaran dikemas dalam suasana santai lewat atraksi sulap, pantomime, dan permainan tradisional.
“Alasan di tempat terbuka itu karena asik. Kita fresh. Anak-anak kami edukasi dimana tidak ada sekat. Tidak ada batasan ruang. Tidak lagi belajar di kotak yang namanya ruangan atau kelas,” kata Budi.
Pada pembelajaran perdana, Jumat (30/4/2021), para relawan menyisipkan pelajaran mengaji dan tausiah. “Kami ngajari anak-anak bagaimana bisa berbagi. Bahwa segala sesuatu itu ada berkat pertolongan Tuhan.”
Sekolah Alam Sandal Jepitan Bareng didukung oleh para orang tua. Mereka bergotong royong membuat meja dan kursi dari kayu serta bambu yang didapat secara swadaya.
Budi sedang merencanakan sekolah serupa dapat digelar di tempat-tempat lainnya. “Sekarang ilmu yang masuk ke anak itu minim sekali (akibat sekolah online). Karena tidak ada pendampingan. Padahal di dunia ini tidak hanya yang terbaik yang dibutuhkan, kepedulian juga dibutuhkan,” pungkas Budi.
Baca Juga: Jemunak, Kuliner Berbuka yang Limited Edition Khas Kabupaten Magelang
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Berita Terkait
-
Harga Tiket Masuk Candi Borobudur 2025, Lengkap dengan Cara Belinya Lewat Online!
-
3 Jalur Alternatif Mudik ke Magelang Tanpa Macet dari Semarang, Jogja dan Purwokerto
-
Koar-koar Efisiensi, Mendagri Tito Sebut Dana Retret Rp13 M Bentuk Investasi: Kalau Gak Efisien Kasihan Rakyat
-
Retret Magelang Dilaporkan ke KPK, Mendagri Tito soal PT Lembah Tidar: Kami Tak Peduli Siapa Pemiliknya, Terpenting...
-
Dilaporkan ke KPK, Mendagri Beberkan Alasan Pilih PT Lembah Tidar Jadi Vendor Retret Kepala Daerah
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
Terkini
-
Rahasia Umbul Leses Boyolali: Kisah Pengantin Terkutuk Jadi Pohon Raksasa!
-
Pemprov Jateng Prioritaskan Ini! Gebrakan Gubernur Luthfi di Tahun 2025
-
Pemprov Jateng Siap Gelontor Bantuan Keuangan Desa Sebanyak Rp1,2 Triliun
-
Semen Gresik dan Pemkab Blora Teken Kerjasama Pengelolaan Sampah Kota Melalui Teknologi RDF
-
10 Tips Menjaga Semangat Ibadah Setelah Ramadan