Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 10 Mei 2021 | 14:27 WIB
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng Ema Rachmawati mengapreasi SG yang antusias dan tanggap untuk berkolaborasi dalam kegiatan pendampingan DNA brand dan pelatihan strategi pengembangan bisnis batik Lasem di tengah persaingan industri kreatif. Sabtu (8/5/2021). [Dok Semen Gresik]

"Selain itu mendorong untuk Go Modern sebagai fashionyang kekinian dan punya brand.Apalagi Rembang ingin menjadi Kota Fashion," tandas Dharma.

Desainer fashion Lisa Fitria mengakui, kondisi UKM pengrajin batik Lasem hampir 90 persen menjual dalam bentuk kain lembaran, sedangkan 10 persen bentuk busana Ready to Wear yang sayangnya belum memiliki konsep desain atau karakter DNA.

Padahal elemen terpenting dalam melahirkan sebuah brand fashion adalah bagaimana menentukan DNA yang unik dan berdampak.

Dalam kegiatan tersebut, Lisa mengupas tuntas strategi dalam penentuan DNA brand, termasuk  langkah-langkah awal membangun brand.

Baca Juga: Sabet Gold Champion, Semen Gresik Berjaya di Ajang WOW Brand 2021

Dia juga telah merancang sejumlah program ke depan dalam proyek pengembangan usaha batik Lasem, meliputi pembuatan kampanye fashion, peluncuran  fashion show, display outlet di Rumah BUMN, galeri, penggunaan jasa endorsementdari influencer hingga  peluncuran website yang berisikan penjualan dengan platform digital.

Load More