Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 17 Mei 2021 | 13:13 WIB
Lilin yang tebakar di komplek Sam Poo Kong Semarang. [Suara.com/Dafi Yusuf]

SuaraJawaTengah.id - Lilin yang menyebabkan Klenteng Sam Poo Kong terbakar ternyata tak sembarangan lilin. Pasalnya empat lilin yang terbakar di depan Klenteng Utama Sam Poo Kong itu dipercaya mendatangkan rejeki.

Humas Klenteng Sam Poo Kong Semarang, Dita mengatakan, lilin yang terbakar itu merupakan lilin pemberian para donatur. Lilin terrsebut dipercaya sebagai pertanda datangnya rejeki yang tak pernah padam.

"Lilin tersebut sebekum kebakaran dalam keadaan menyala semua. Itu adalah donasi dari Imlek tahun ini," jelasnya saat ditemui di lokasi Klenteng Sam Poo Kong, Senin (17/5/2021).

Meski demikian, dia memastikan jika kebakaran tersebut tak memakan jiwa maupun materil dalam insiden keebakaran yang terjadi di Klenteng Sam Poo Kong Semarang.

Baca Juga: Komplek Klenteng Sam Poo Kong Terbakar, Begini Kondisinya

"Tak ada korban jiwa, kebakaran tersebut disebabkan oleh lilin," ujarnya.

Jika ditotal, lilin yang terbakar sebanyak 4 lilin, masing-masing mempunyai tinggi yang berbeda antara 2 meter sampai 1,5 meter.  

"Kalau lilin yang dua itu tingginya sekitar 2 meter dan yang satunya kecil, sekitar satu setengah meter, " ujarnya.

Menurutnya, yang menyebabkan kebakaran adalah lilin yang kecil karena hampir habis. Hal itulah yang menyebabkan lilin besar yang ada di sebelahnya dan juga plastik yang ada di dekatnya ikut terbakar.

"Kan mau habis itu, jadinya ikut membakar barang yang lain seperti plastik dan tatakan," katanya.

Baca Juga: Bangunan Tempat Penyalaan Lilin Kelenteng Sam Po Kong Semarang Terbakar

Berdasarkan laporan yang dia dapatkan, kebakaran yang terjadi di Klenteng Sam Poo Kong Semarang terlihat sejak jam 6.30 pagi dan sudah padam jam 7 pagi. Untuk itu, dia berterimakasih kepada petugas yang memadamkan kebakaran tersebut.

"Kejadiannya cukup singkat, hanya setengah jam. Kebakaran tersebut tak menyebabkan korban materil dan jiwa," imbuhnya.

Kontributor : Dafi Yusuf

Load More