SuaraJawaTengah.id - Mayat bocah korban dugaan pembunuhan di Desa Bejen, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, sulit ditemukan karena disembunyikan oleh kedua orang tua.
Orang tua korban, M dan S merahasiakan rapat-rapat soal kondisi anaknya termasuk kepada pihak keluarga. Selama 4 bulan korban tidak pernah terlihat di sekitar rumah.
Menurut Maryanto, kerabat dekat korban keluarga sempat menanyakan keberadaan A kepada M ayah korban. “Selama kurang leb4 bulan kami tidak mengetahui keberadaan korban. Ketika saya tanyakan ke keluarga korban, katanya di rumah kakeknya, Sutarno di Desa Congkrang,” kata Maryanto, Senin (18/5/2021).
Para kerabat percaya dengan keterangan M karena Sutarno dan istrinya selama ini hanya tinggal berdua saja di Desa Congkrang.
“Kami keluarga dari Dusun Paponan percaya. Di sana kan cuma ada kakek sama nenek yang menemani itu. Kami yakin sekali anak itu disana,” ujar Maryanto.
Kecurigaan baru muncul, ketika Maryanto berkunjung ke rumah Sutarno pada 15 Mei 2021 dan tidak menemukan A di sana. Malam harinya, Sutarno mendatangi rumah M, bermaksud menanyakan keberadaan sang cucu.
Tapi Sutarno tertahan di teras rumah karena ketukannya di pintu tidak mendapat jawaban. Maryanto kemudian mengajak Sutarno ke rumah kakak iparnya yang masih brada dalam satu desa.
“Selang beberapa waktu, M keluar mencari saya. Ketemu terus saya tanya, ‘Anaknya itu sebetulnya dimana?’ Dia belum bisa menjawab. Saya kemudian diajak masuk rumahnya lewat pintu samping. Saya tanya lagi. Dia masih diam,” ujar Maryanto.
Tak berapa lama, Sutarno menyusul. Didorong oleh rasa penasaran bercampur rindu pada sang cucu, Sutarno kembali menggedor pintu.
Baca Juga: Mayat Bocah SD Tinggal Tulang-belulang Gemparkan Warga Temanggung
“Akhirnya saya bukakan. Begitu saya bukakan, Sutarno dan istrinya saya ajak masuk. Tapi (kami) tidak diperbolehkan untuk menginap disana," ujarnya.
Sutarno kembali memaksa agar diizinkan berjumpa cucunya. Tak berapa lama, datang H dan B ke rumah Marsudi.
Menurut pengakuan H dan B, korban berada di salah satu kamar. Sutarno kemudian dizinkan melihat sekilas kondisi A yang berada di dalam kamar. “Pak Sutarno sempat melihat sesosok bocah, tapi kok kelihatan seperti bukan A. Kakinya kurus sekali,” ujar Maryanto.
Keluarga melaporkan kejadian ini ke kepala dusun dan Kepala Desa Bejen. Laporan kemudian diteruskan ke Polsek Bejen, hingga akhirnya kasus pembunuhan ini terungkap.
Maryanto mengaku tidak melihat hal mencurigakan selama A menghilang. “Cuma pintu itu selalu tertutup. Sama saya, M kalau ketemu ngobrol biasa. Kadang merokok bareng.”
M ayah korban beraktifitas seperti biasa sebagai pegawai PTPN perkebunan karet. Sedangkan S ibu korban bekerja menerima jasa menjahit pakaian di rumah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025