Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 18 Mei 2021 | 20:34 WIB
Kapal nelayan yang dilarang ikut melarung kepala kerbau. [Suara.com/Fadil AM]

SuaraJawaTengah.id - Tujuh hari setelah lebaran Idul Fitri menjadi hari besar bagi para nelayan di Jepara. Para nelayan memiliki tradisi sedekah laut dengan melarungkan kepala kerbau ke tengah laut. 

Prosesi larungan kepala kerbau itu biasanya dipadati masyarakat. Untuk menghindari kerumunan massa, sedekah laut digelar tertutup.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jepara, Zamroni Leistiaza, menyebut peserta sedekah laut dan larungan kepala kerbau dibatasi hanya 30 orang. Yaitu dari jajaran pemerintah Jepara, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

“Biasanya kan, digelar besar-besaran. Tapi tahun ini seperti tahun lalu. Pelaksanaannya terbabatas. Peserta hanya 30 orang saja,” ujar Zamroni, Selasa (18/5/2021).

Baca Juga: Kumpulan Lagu Lebaran dari Zaman Old Hingga Zaman Now

Saat ini, kata Zamroni, persiapan sedekah laut sudah dilaksanakan. Kerbau yang akan disembelih pun sudah siap. 

Bagian tubuh kerbau yang tidak ikut dilarung akan dibagikan kepada masyarakat di Kelurahan Ujungbatu, Kecamatan Jepara.

Sementara itu, Kasi Pemerintahan pada Kelurahan Ujung Batu, Kecamatan Jepara, Joko Widodo, mengatakan pelaksanaan larungan dilaksanakan terbatas dan tertutup. 

Peserta yang mengikuti pun dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jepara, tokoh agama, dan tokoh masyarakat Kelurahan Ujung Batu.

“Sesuai keputusan pemerintah kan, tertutup. Saat larungan tidak ada kapal besar. Biasanya kan ada banyak kapal,” terang Joko.

Baca Juga: Jokowi: Pasca Lebaran Waspada Potensi Lonjakan Kasus Baru Covid-19

Kontributor : Fadil AM

Load More