SuaraJawaTengah.id - Kejadian memilukan menimpa seorang anak berusia 12 tahun yang masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), di Desa Pageralang, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas. Ia meninggal dunia karena game online.
Menurut informasi yang beredar, anak tersebut diduga meninggal dunia karena radang otak akibat kecanduan bermain game online. Hal itu viral melalui pesan berantai aplikasi perpesanan whatsapp.
Dalam narasi yang beredar seorang anak tersebut berinisial E (12) kecanduan game online sampak tidak mengenali dirinya sendiri karena larut dalam karakter game.
"Kecanduan main game online Mobile Legend, Free Fire dan PUBG sampai tidak mengenali dirinya sendiri karena larut dalam karakter game. Syarafnya kena dan hari ini dia meninggal dunia. Semoga husnul khotimah ya dek," tulis tangkapan layar dari status whatsapp seseorang yang viral melalui pesan berantai.
Baca Juga: Duh, Lima Desa di Kabupaten Banyumas Masuk Zona Merah
Dalam pesannya ia berharap agar pandemi segera berakhir untuk mengurangi ketergantungan anak terhadap gawai.
"Sebuah pembelajaran bagi kita semua. Barangkali awalnya belajar online, kemudian akhirnya mengenal game online dan berlanjut. Semoga pandemi segera berakhir dan pembelajaran tatap muka segera bisa dilaksanakan untuk mengurangi ketergantungan putra-putri kita terhadap gadget dan sejenisnya," lanjutnya.
Menanggapi hal tersebut Wakil Direktur Pelayanan RSUD Banyumas, dr Rudi Kristiyanto saat dikonfirmasi awak media tak menampik informasi seorang anak yang meninggal karena radang otak.
"Pasien berinisial E, sempat menjalani perawatan di RSUD Banyumas pada tanggal 16-17 Mei 2021, dengan diagnosis mengalami gangguan mental organik (GMO) dan encephalitis," katanya saat dikonfirmasi, Rabu (26/5/2021).
Keputusan diagnosa tersebut, lanjut dr Rudi, diambil setelah adanya rapat bersama antara dokter spesialis jiwa dengan dokter spesialis anak.
Baca Juga: Durhaka, Cucu Nyaris Aniaya Nenek Gegara Tak Diberi Uang Main Game Online
Meski begitu, tim medis belum dapat memastikan apakah anak tersebut sakit akibat kecanduan game online atau bukan.
Tim medis rencananya akan melakukan CT scan untuk memastikan diagnosis tersebut. Pasien juga telah diberi obat-obatan sesuai dengan diagnosis tim medis.
"Jadi anak tersebut diprogram dengan CT scan dengan obat-obatan yang sudah dijalankan. Tetapi dalam kasus ini pasien tidak jadi dilakukan CT scan karena penolakan CT scan dan meninggalnya di rumah karena menolak tindakan untuk penegakkan diagnosis," paparnya.
Dalam dunia medis, menurut dr Rudi secara umum ada kemungkinan gangguan muncul akibat aktivitas bermain game secara berlebihan.
Gangguan itu didefinisikan dalam revisi ke-11 dari Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD-11), yaitu sebagai pola perilaku bermain game yang ditandai dengan gangguan kontrol atas game.
"Gangguan tersebut dapat menimbulkan konsekuensi negatif pada pola perilaku, kerusakan signifikan dalam bidang fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, pekerjaan atau penting lainnya dan biasanya akan terbukti setidaknya selama 12 bulan," lanjutnya.
Adanya informasi seorang anak yang meninggal tersebut dibenarkan oleh Kapolsek Kemranjen, AKP Supardi. Mendapati informasi dari pihak keluarga, anak tersebut memang kerap kali bermain game hingga tidak bisa berkomunikasi.
"Itu kan anak senang main game terus sarafnya kena, terus dibawa ke Rumah Sakit karena nggak bisa ngomong. Lalu dibawa pulang lagi ke rumah dan meninggal di rumah. Tidak ada hubungannya dengan polisi karena tidak ada kejahatan jadi tidak ada laporan," katanya.
Anak tersebut, diketahui meninggal pada hari Selasa (25/5/2021) kemarin. Informasi yang diterima dari anggota Bhabinkamtibmas Polsek Kemranjen, anak tersebut merupakan warga Desa Pagelarang, Kecamatan Kemranjen.
"Bhabin kita punya datanya. Rumahnya Grumbul Posangit, Desa Pageralang. Pemakaman sudah sudah dilaksanakan di Desa Sibalung kemarin," tandasnya.
Kontributor : Anang Firmansyah
Berita Terkait
-
Pembunuh Ibu dan Anak dalam Toren di Tambora Diciduk, Pelaku Ditemukan Jadi Gelandangan di Banyumas
-
Emosi Kalah Game Online, Pria Ini Akhiri Nyawa Gadis 11 Tahun
-
Menikmati Mendoan, Cita Rasa Banyumas yang Tak Lekang oleh Waktu
-
Virtual Reality dan Game Online: Dunia Maya yang Menarik Hati Gen Z
-
Teknologi Baru dan Peluang di Industri Game Online
Terpopuler
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Jebloskan Nikita Mirzani ke Penjara Reza Gladys Sempat Disebut Cocok Gabung Gen Halilintar
- Eliano Reijnders Gabung Timnas Indonesia, PEC Zwolle Tulis Kalimat Menyentuh
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
Pilihan
-
Tiga Seksi Tol Akses IKN Ditargetkan Rampung 2027, Ini Rinciannya
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
-
Sibuk Naturalisasi, Jordi Cruyff Beri Nasihat Membumi untuk PSSI
-
Tabel KUR BRI Terbaru, Pinjaman Rp1 Juta Hingga Rp500 Juta dan Bunganya
-
Setoran Pajak Anjlok 41 Persen di Tengah Kebutuhan Anggaran Jumbo Prabowo
Terkini
-
Berkat Program Speling, Banyak Penyakit Terdeteksi Secara Dini
-
BRI Peduli Bagikan 1.500 Paket Sembako untuk Warga Jatingaleh
-
Curhat Nelayan Cilacap ke Gubernur Ahmad Luthfi: Rebutan Solar hingga Masalah Tambak Udang
-
Pertamina Sabet BUMN Terbaik CSR Jateng: Ungguli Perusahaan Lain dalam Atasi Kemiskinan Ekstrem!
-
Di Tengah Isu Efisiensi, Astra Daihatsu Optimis Capai Target Penjualan di Jateng