SuaraJawaTengah.id - Dinas Kesehatan Jawa Tengah menyebut penanganan kasus lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus telah dilakukan. Di antaranya RSUD Loekmono Hadi Kudus telah menambah kapasitas pemanfaatan tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, pemerintah sudah mengatasi kasus lonjakan Covid-19 di Kabupaten Kudus dengan menambah tempat tidur.
“Contohnya, di RSUD Loekmono Hadi (Kudus), dinaikkan dua kali lipat (tempat tidur) dari sebelumnya, supaya terjadi relaksasi hunian,” kata Yulianto ditemui di kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Tengah, Semarang, Jumat (28/5/2021).
Seiring lonjakan kasus di Kudus, pihaknya juga meminta kabupaten sekitar Kudus yang biasanya menjadikan Kudus sebagai tempat rujukan, Dinkes Jateng meminta agar itu tidak dilakukan.
“Kabupaten sekitar Kudus yang biasanya merujuk di Kudus, kita minta sementara tidak perlu di Kudus dulu,” ucapnya.
Kabupaten sekitar Kudus bisa merawat pasien di daerah masing-masing dulu, atau bisa juga ke RSUD Wongsonegoro Kota Semarang. Mengingat, di RS tersebut, kapasitasnya masih banyak dan tingkat hunian pun sedikit.
“Jadi bisa dikirim langsung ke Semarang, sehingga Kudus terjadi relaksasi ya, tidak begitu padat,” lanjutnya.
Dari catatannya, masih kata Yuli, lonjakan tidak hanya terjadi di Kudus, tapi juga di Kabupaten Jepara, klaster di Lapas Kendal, dan klaster rumah tangga di Sragen. Sedangkan untuk tingkat kematiannya, Yuli menuturkan, di Jawa Tengah tingkat kematian kasus Covid-19 turun.
“Kalau tingkat kematian dibanding minggu ke 19, dan minggu 20, untuk Jawa Tengah sebenarnya malah turun ya. Case Fatality Ratenya, bisa turunnya karena kasus barunya meningkat. Turun 0,05 persen. Jadi cuman sedikit,” sambungnya.
Baca Juga: Klaster Halalbihalal di Dusun Nglempong Disebabkan Warga Abai Protokol Kesehatan
Dia mengatakan, untuk peningkatan kasus memang terjadi di beberapa daerah. Hal itu terjadi karena saat ini merupakan masa inkubasi 14 hari pasca Lebaran.
“Kita harapkan moga-moga ke depan ini sudah bisa atasi bersama karena kerja sama kita dengan kabupaten kota cukup bagus. Dan komitmen kabupaten kota cukup tinggi sehingga kita optimis kita bisa,” jelas Yuli lebih lanjut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC