Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 02 Juni 2021 | 17:01 WIB
Penjual sablon di Semarang, Ahmad Shodikin. [suara.com/Dafi Yusuf]

SuaraJawaTengah.id - Lama tak masuk kuliah selama pandemi, membuat mahasiswa Universitas Negeri Semarang, Ahmad Shodikin berfikir kratif. Karena banyak menganggur selama tak masuk kuliah, dia membuat bisnis sablon dan baju dengan omset puluhan juta.

Melalui bisnis tersebut, dia justru bisa lebih mandiri. Dia tak menyangka jika bisnis yang dia tekuni itu dapat sebesar ini. Saat ini, dia juga sudah bisa memberi sebagian penghasilannya itu untuk keluarga.

"Kalau dihitung, dalam satu bulan omset saya bisa sampai Rp15 juta," jelasnya saaat ditemui di tokonya Wates, Ngaliyan,  Kota Semarang, Rabu (2/6/2021).

Dia sendiri belajar bisnis sablon dan jualan baju secara otodidak. Dia belajar melalu internet, terutama di youtube. Ahmad menjual produknya secara online maupun offline.

Baca Juga: Pemilik Mercy Ngamuk Mobil Diserempet saat Parkir, Pelaku Dikecam Nggak Ada Akhlak

"Bahkan belakangan juga ada pesanan dari komunitas sepeda motor dari Papua dan Kalimantan yang memesan sablon dan kaos kepadanya," ujarnya.

Mayoritas yanng memesan kepadanya merupakan komunitas  motor. Hal itu disebabkan lantaran dia juga aktif di beberapa komunitas sepeda motor baik  di dalam Kota Semarang maupun Jawa Tengah.

"Kebanyakan memang teman-teman dari  komunitas motor yang pesan kepada saya," terangnya.
 
Dia menjelaskan, bisnis yang dijalaninya sempat goncang pada awal-awal pandemi melanda. Setelah itu, meski pandemi belum juga berlalu, dengan kegigihan dan ketekunan yang dimiliki, omsetnya kembali pulih meski tak seperti sebelumnya.
 
"Pas awal pandemi, omset turun drastis sampai 70 persen, sekrang turun jadi Rp10  jutaan dalam satu bulan," imbuhnya.

Dia mulai membuka bisnisnya di tahun 2019 dengan menggarap jersey printing, kemeja dan kaos yang dijual mulai dalam maupun luar Kota Semarang. Dia memilih untuk menekuni bisnis tersebut karena tak rumit dan mempunyai teman komunitas motor.  

"Bisnis ini tidak rumit dalam menjalankannya dan tidak diharuskan memiliki keahlian khusus," ujarnya.

Baca Juga: Heboh Kasus Pertama Flu Burung H10N3 Pada Manusia, Bisa Picu Pandemi Berikutnya?

Dia berharap, pandemi Covid-19 segera beerakhir agar jualannya bisa kembali normal. Menurutnya, pandemi Covid-19 cukup mengganggu karena kebanyakan pembelinya merupakan komunitas motor yang biasanya memesan  baju kepadanya  ketika ada event.

"Kalau pandemi seperti ini kalau mau ada event itu susah kan," ucapnya.

Kontributor : Dafi Yusuf

Load More