Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 09 Juni 2021 | 13:53 WIB
Portal terpasang di jalan utama Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sebagai upaya menekan penyebaran kasus COVID-19 dengan meminimalkan mobilitas warganya, Kamis (27/5/2021). [ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif]

Berkenaan hal itu, ratusan isoman secara bertahap dievakuasi ke luar daerah. Misalnya di tempat isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan Boyolali. Agar tertangani dengan maksimal.

Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Obat-obatan

Ilustrasi tenaga medis (Unsplash)

Sebelumnya, tercatat sebanyak 358 tenaga kesehatan (Nakes) terpapar virus corona. Sehingga menghambat pemberantasan Covid-19 di Kudus

"Keterbatasan dari SDM ini juga perlu kita pikirkan, obat-obatan kita, vitamin, dan sebagainya," ujar Bupati.

Baca Juga: Tambah 755 Pasien, Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Capai 437.087 Orang

Tradisi Silturahmi Lebaran

Sungkeman atau bermaaf-maafan merupakan salah satu tradisi Lebaran di Indonesia. (Shutterstock)

Faktor utama sebaran Covid-19 meninggi di Kudus dikatakan Bupati disebabkan tradisi silaturahmi saat hari raya Idulfitri.

"Faktor yang paling signifikan itu yakni anjang sana (silaturahmi) saat Lebaran. Karena di situ, mereka banyak berkunjung, lalu nyemil, minum atau makan bareng sambil mengobrol pada jarak yang sangat dekat. Sehingga droplet mudah menyebar," bebernya.

Budaya Ketupat

Ilustrasi ketupat. ANTARA FOTO/Novrian Arbi

Selain itu, masyarakat Kudus memiliki tradisi hari raya Kupatan pasca tujuh hari Idulfitri. 

Baca Juga: Lebih dari 50 Kasus Covid-19 Muncul di 7 Kapanewon, Bantul Prioritaskan Vaksinasi Lansia

Di mana pada masa itu, dipergunakan masyarakat untuk berpelesir ke destinasi wisata, baik objek wisata di Kudus maupun di daerah luar.

Load More