SuaraJawaTengah.id - Angka Covid-19 di Kota Semarang meroket sejak dua minggu yang lalu. Berdasarkn data Pemerintah Kota Semarang, jumlah pasien terkonfirmasi positif naik 300 persen jika dibandingkan dengan minggu sebelumnya.
Untuk itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang membuat peraturan khsus yang digunakan untuk mengantsipasi lonjakan passien Covid-19 di. Hal itu penting karena beberapa daerah lain juga merujuk pasien Covid-19 ke Kota Atlas.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 dia revisi SK Wali Kota Semarang agar masyarakat semakain paham. Kegiatan seperti pernikahan dan pemakaman dibatasi 50 orang.
"Namun kalau kegiatan aktifitas ibadah kalau muat 300 bisa dikurangi 50 persen jadi 150 sudah bisa digunakan," kata sosok yang akrab disapa Hendi tersebut, Selasa (15/6/2021).
Menurutnya, melonjaknya angka Covid-19 di Kota Semarang disebabkan karena kesadaran masyarakat soal prokes mulai menurun. Berdassarkan survei yang dia lakukan, banyak warga yang mengabaikan prokes.
"Kalau sudah begini harus saling menjaga, harus mandi sebelum masuk rumah," ujarnya.
Beberapa kali dia menemui pasien Covid-19 kebanyakan mereka diisolasi di rumah dinas dengan keluarga. Hal itu mennunjukan jika penyebarannya sudah sampai pada lingkup yang paling kecil.
"Beberapa kali saya temui warga yang isolasi, saya anya di sini dengan siapa, ternyata dengan suaminya," ujarnya.
Untuk antisipasi Ruang IGD dan Isolasi Covid-19 di sejumlah rumah sakit Kota Semarang yang mulai penuhi, dia mengimbau kabupaten/kota di luar Kota Semarang merujuk pasien Covid-19 ke rumah sakit terdekat di sekitarnya.
Baca Juga: Besok PTM di Bogor Dihentikan, Bima Arya: Kondisi Covid-19 Meningkat
"Hal itu mengingat keterbatasan tempat tidur rumah sakit di Kota Semarang terbatas," ucapnnya.
Hendrar juga mengatakan, meski 45 persen pasien Covid-19 di Semarang berasal dari luar daerah, dirinya mengajak masyaralat untuk tetap waspada. Dirinya pun mengambil langkah strategis dalam pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyakat (PKM).
"Berbagai langkah antisipasi sudah disiapkan, yang penting masyarakat mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan," katanya.
Kontributor : Dafi Yusuf
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota