Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 19 Juni 2021 | 07:46 WIB
Ilustrasi Santri. Puluhan santri di Kota Pekalongan terpapar Covid-19 (Shutterstock)

SuaraJawaTengah.id - Sebanyak 48 santri pondok pesantren (ponpes) di Kota Pekalongan terpapar Covid-19 setelah digelar kegiatan di lingkungan ponpes yang diikuti ratusan santri tanpa protokol kesehatan.

Wali Kota Pekalongan‎ Ahmad Afzan Arslan Djunaid‎ mengatakan, klaster penularan santri tersebut diketahui saat dilakukan rapid test antigen massal di Ponpes Syafii Akrom yang berlokasi di Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Utara.

Tes swab massal tersebut dilakukan setelah Gugus Tugas Covid-19 Kota Pekalongan mendapati adanya kegiatan ‎yang digelar ponpes pada Senin malam (14/6/2021), namun tidak berkoordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19.

Selain tidak mengajukan izin ke Gugus Tugas, kegiatan tersebut juga mengabaikan protokol kesehatan (prokes) sehingga berisiko terjadi penularan Covid-19.

Baca Juga: Dicatat! Santri Luar Bogor Wajib Swab Test Sebelum Datang ke Pesantren

‎"Jadi situ ada kegiatan yang tidak berkoordinasi dengan tim Gugus Tugas. Itu kegiatan intern tapi kalau koordinasi kita bisa atur bersama-sama sebetulnya. Nah ternyata di situ tidak diatur, prokesnya tidak dijalankan dan kita berinisiatif melakukan tes rapid semua santri‎," kata Afzan, Jumat (18/6/2021).

Menurut Aaf, sapaan Afzan, rapid test dilakukan terhadap 600 santri, pengurus dan pengasuh ponpes. Hasilnya, ada 48 santri yang terkonfirmasi positif Covid-19.

‎"Setelah tim Gugus Tugas bergerak cepat, kita antisipasi, itu 48 positif bisa kita ketahui, langsung kita isolasi.‎ Coba dibayangkan kalau di Ponpes Syafii Akrom ini, anak-anak yang meriang (positif) kembali ke keluarga masing-masing, bisa jadi kluster keluarga, penyebaran lebih luas‎," ujarnya.

Aaf mengatakan, puluhan santri yang positif tersebut masih menjalani isolasi mandiri di tempat isolasi terpusat di Gedung Diklat Kota Pekalongan.

‎"Mudah-mudahan bisa segera sembuh, imunnya kuat. Tadi malam saya komunikasi katanya enjoy saja karena masih berkumpul sama teman-temannya. Jadi mereka ini semoga cepat sembuh dan penularannya bisa kita stop‎‎," ucapnya.

Baca Juga: Tersangka Kasus Santri Pesantren Tewas Dianiaya Senior di Deli Serdang Jadi 3 Orang

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal Slamet Budiyanto menjelaskan, rapid test antigen awalnya dilakukan terhadap sejumlah santri yang mengalami gejala mengarah Covid-19 pada Senin (14/6/2021) malam. Hasilnya ada 31 santri yang positif.

“Kemudian besoknya dirapid test antigen lagi ke santri-santri lainnya, ketemu lagi 17 santri positif,” jelas Budi, saat dihubungi, Jumat (18/6/2021).

Menurutnya, hasil rapid test antigen 48 santri yang positif tersebut sudah ditindaklanjuti dengan tes swab PCR pada Selasa (15/6/2021).

"Hasil PCR sudah keluar hari Kamis (17 Juni 2021). Hasilnya juga sama, 48 santri itu positif Covid-19," ujar Budi, Jumat (18/6/2021).

Setelah hasil tes swab PCR keluar, 48 santri tersebut langsung diisolasi di Gedung Diklat Kota Pekalongan untuk mencegah penularan lebih luas. 

"Kita lakukan isolasi terpusat karena di pesantren tidak ada ruangan yang memadai, yang bisa memisahkan santri yang positif dengan yang tidak," ujarnya.

Kontributor : F Firdaus

Load More