Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 21 Juli 2021 | 19:00 WIB
Ilustrasi Warga pemukiman kumuh di kolong Tol Pluit, Jakarta, Jumat (15/12). Meski pandemi Covid-19 sudah berjalan selama 17 bulan, kemiskinan di Jawa Tengah dilaporkan mengalami penurunan. (Unsplas/Chitto)

SuaraJawaTengah.id - Pandemi Covid-19 sudah berajalan selama 17 bulan. Hal itu tentu saja berdampak pada ekonomi masyarakat di Jawa Tengah. Kemiskinan dan pengangguran dipastikan meningkat. 

Namun demikian, jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah saat ini mengalami penurunan selama pandemi Covid-19.

Hal itu sesuai data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tanggal 15 Juli 2021, jumlah penduduk di Jateng sejak September 2020 hingga Maret 2021 berkurang sekitar 0,05% atau sekitar 10.200 orang.

Dilansir dari Semarangpos.com, pada September 2020, jumlah penduduk miskin di Jateng mencapai 4,12 juta orang atau sekitar 11,84%, maka pada Maret 2021 jumlahnya turun menjadi 4,11 juta orang atau sekitar 11,79%.

Baca Juga: Bisa Pesan via Aplikasi, Pertamina Jamin Pasokan BBM Jateng dan DIY saat Idul Adha Aman

Kendati demikian, persentase kemiskinan di Jateng justru mengalami kenaikan di daerah perkotaan. Jika sebelumnya persentase penduduk miskin di daerah perkotaan mencapai 10,57%, maka kali ini naik menjadi 10,58% atau bertambah sekitar 17.800 orang.

Sedangkan persentase penduduk miskin di daerah pedesaan justru mengalami penurunan. Jika sebelumnya jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan mencapai 13,20%, maka kali ini turun sekitar 13,07% atau berkurang 28.000 orang.

Berdasarkan data BPS juga, ada beberapa faktor yang menyebabkan tingkat kemiskinan di Jateng turun. Faktor itu antara lain membaiknya tingkat perekonomian Jateng selama kuartal IV 2020 hingga kuartal I 2021 yakni tumbuh sekitar 1,69%.

Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Jateng secara tahunan (year on year) masih mengalami kontraksi minus 0,87 akibat dampak pandemi Covid-19.

Inflasi

Baca Juga: Ambulans Diduga Tabrak Lari di Kudus Jawa Tengah: Bukan Pergi, Namun Bawa Pasien Kritis

Selain pertumbuhan ekonomi yang membaik, penurunan tingkat kemiskinan Jateng juga dipengaruhi tingkat inflasi yang rendah, yakni 1,29%. Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2021 juga mengalami penurunan, dari 101,82% menjadi 99,30%.

Meski demikian, tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun dari 6,47% pada Agustus 2020 menjadi 5,96% pada Februari 2021.

BPS mencatat ada sekitar 2,49 juta penduduk usia kerja di Jateng yang terdampak Covid-19. Perinciannya, 251.200 penduduk menjadi pengangguran, 94.950 orang menjadi bukan angkatan kerja, 141.370 penduduk sementara tidak bekerja, dan 2 juta penduduk bekerja dengan pengurangan jam.

BPS juga menyatakan adanya bantuan sosial pemerintah baik dari pemerintah pusat maupun pemerintahdaerah cukup efektif menurunkan angka kemiskinan di Jateng. Bantuan itu sangat membantu penduduk pada masa pandemi, terutama kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Load More