SuaraJawaTengah.id - Ketua Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Moh. Adib Khumaidi menyebut, meningkatnya kebutuhan oksigen di satu wilayah bisa menjadi salah satu indikator adanya peningkatan kasus di sana.
"Salah satu indikator yang bisa kita lihat adalah saat di dalam satu wilayah sudah ada permasalahan misalnya oksigen saja, dua hari yang lalu teman-teman di Kalimantan Selatan ada yang teriak masalah oksigen. Kalau ada peningkatan kebutuhan oksigen supply dan demand-nya, berarti pasiennya banyak. Di daerah Kalimantan Selatan ada kenaikan kasus," kata dia dalam konferensi pers daring yang digelar IDI, Selasa.
Adib mengatakan, selain Kalimantan Selatan, saat ini ada juga beberapa wilayah yang dilaporkan mengalami kenaikan kasus yakni Yogyakarta, Solo, Jambi, Palembang dan Kendari.
Terkait ini, menurut Adib, Indonesia sebenarnya sudah mempunyai sistem dalam suplai kebutuhan seperti oksigen dan obat sehingga masalah kelangkaan seperti beberapa waktu lalu tak kembali terjadi.
"Antisipasi harus kita lakukan. Kita sudah punya sistem sebenarnya. Kami selalu berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan masalah oksigen, obat. Seharusnya bisa menjadi sistem yang sudah terbangun untuk kemudian menyelesaikan masalah di luar Jawa tadi," tutur dia.
Di sisi lain, ada kabar baik dari wilayah lain di Indonesia yakni Jakarta, Tangerang, Bekasi dan beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Semarang, Kudus, Pati dan Rembang yang dilaporkan mengalami penurunan kasus Covid-19.
Adib mengatakan, angka Bed Occupancy Rate atau (BOR) di Semarang saat ini sekitar 66 persen dari yang semula 92 persen. Sementara di Jakarta, angka BOR sekitar 76 persen turun.
"Turunnya kasus bukan hanya di Jakarta, kami mendapat laporan penurunan kasus juga ada di wilayah Semarang, Kudus, Pati, Rembang. Di Semarang bahkan disebutkan BOR yang kemarin sempat 92 sekarang 66 persen. Jakarta, BOR-nya memang 76 persen turun dengan ICU yang turun 85 persen. Jadi ini memang ada penurunan. Kami juga dapatkan laporan juga di Bekasi, Tangerang, mengalami penurunan," kata Adib.
Di sisi lain, IDI juga mendorong percepatan vaksinasi dosis kedua tanah air. Data dari Kementerian Kesehatan dan laman covid19.go.id pada 26 Juli 2021 menunjukkan, vaksinasi COVID-19 dosis pertama sudah diberikan pada sekitar 44.728.320 orang, sementara dosis kedua didapatkan 18.129.878 dari total target sasaran vaksinasi nasional yang berjumlah 208.265.720 orang.
Baca Juga: 600 Tabung Oksigen Siap Dipinjamkan Gratis Khusus Warga Isoman di Kota Malang
"Karena gap-nya masih tinggi antara vaksin dosis pertama dan kedua. Ini hal-hal yang perlu menjadi tracing program baik itu Kementerian Kesehatan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk fokus pada hal-hal yang berkaitan dengan hal itu," demikian ujar Adib.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
-
Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Kirim 29 AMT untuk Pemulihan Suplai di Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Jumat Berkah: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Skandal PSSI Jateng Memanas: Johar Lin Eng Diduga Jadi 'Sutradara' Safari Politik Khairul Anwar
-
8 Tempat Camping di Magelang untuk Wisata Akhir Pekan Syahdu Anti Bising Kota