Paguyuban kusir andong pernah mengajukan bantuan pakan kuda kepada Dinas Peternakan. “Kalau orangnya dapat bantuan sembako, (seharusnya) kudanya juga dapat bantuan pakan. Tapi sampai sekarang kok ya belum ada tindak lanjut,” kata Kirno.
Kirno khawatir jika kusir semakin kepepet, terpaksa menjual kuda ke tukang jagal. Kuda disembelih untuk diolah menjadi sate kuda di sejumlah tempat kuliner di Yogyakarta.
Kuda yang disembelih untuk konsumsi, dihargai Rp 6 juta per ekor. Harga itu jauh lebih murah dari harga beli kuda sandel biasa yang rata-rata Rp 30 juta. “Kita masih eman. Kuda itu kan seperti orang sudah suka. Jadi kasihan (jika dijagal). Kalau nggak kepepet ya nggak dijual ke tukang jagal.”
Salah seorang kusir andong, Bari mengatakan, sebelum pandemi dia bisa mendapat uang paling sedikit Rp 150 ribu per hari. Jika musim liburan, pendapatan melonjak hingga Rp 300-Rp 400 ribu per hari.
Baca Juga: Pembatasan Aktivitas Masyarakat Tidak Berdampak Banyak Terhadap Kualitas Udara
Rata-rata kusir andong mendapat pemasukan Rp 2 juta per bulan. Mereka mendapat upah dari bagi hasil penjualan tiket andong wisata yang dikelola Forum Kluster Pariwisata Borobudur.
Dari harga tiket trip andong wisata Rp 100 ribu, kusir menerima Rp 50 ribu. Sebesar Rp 25 ribu masuk pendapatan Taman Wisata Candi Borobudur dan sisanya dibagi kepada petugas tiket, petugas kemanan jalur, serta kampung yang dilewati andong.
“Kampung yang kita lewati dapa Rp 1.000 per tiket. Tahun 2019, satu kampung dapat sekitar Rp 19.300.000. Ada 4 kampung yang dilewati andong wisata, Sabrang Rowo, Bumi Segoro, Gopalan, dan Ngaran.
Kondisi berubah drastis selama pandemi Covid, kebanyakan kusir saat ini alih profesi bertani. Sebagian kusir yang bertahan, mencari daerah yang ramai untuk menawarkan jasa transportasi andong.
“Pokoknya mbarang. Mbarang itu bawa mobil, kuda dan andong diangkut, terus nanti ada keramaian dimana kusir datangi. Mencari daerah yang desa-desa. Cari yang pasaran, andong nanti diturunkan untuk muter-muter.”
Baca Juga: Langgar PPKM, 54 Perusahaan di Jakbar Dikenai Sanksi Denda dan Dibekukan
Kusir andong biasanya mbarang hingga Purworejo dan Kebumen. “Lagi situasi begini saya nggak pernah minta (setoran) sama kusir. Pokoknya tekoyang penting biar diambil kusir. Kusir saja yang penting cukup untuk beli makan,” kata Forum Kluster Pariwisata Borobudur, Kirno Prasojo.
Berita Terkait
-
Perjalanan Thudong ke Borobudur, 38 Bhikkhu Mancanegara Bakal Kunjungi Jakarta Sabtu Ini
-
BNI Indonesias Horse Racing Triple Crown & Pertiwi Cup 2025 Garapan SARGA.CO Siap Pentas di Yogya
-
Harga Tiket Masuk Candi Borobudur dan Candi Prambanan saat Libur Lebaran 2025, Jangan Keliru!
-
Harga Tiket Masuk Candi Borobudur 2025, Lengkap dengan Cara Belinya Lewat Online!
-
Inspirasi Modifikasi New Honda PCX 160, Ketika Modernitas Berpadu dengan Warisan Budaya
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
-
Aspirasi Tersampaikan, Ini Momen Aksi TPUA di Rumah Jokowi Dikawal Humanis Polresta Solo
Terkini
-
Rebut Ratusan Ribu! Klik Link Saldo DANA Kaget Hari Ini! Bisa untuk Belanja, hingga Bayar Tagihan
-
Investasi Global Lirik Jawa Tengah! Ini yang Ditawarkan Gubernur Ahmad Luthfi
-
Weton Rabu Pon Menurut Primbon Jawa: Karakter, Pantangan, dan Tips Menghindari Kesialan
-
Rahasia Keberkahan Pernikahan di Bulan Syawal: Ini Doa yang Wajib Kamu Ucapkan!
-
Keistimewaan Surat Yasin Ayat 82: Kekuatan Tak Terlihat di Balik Doa dan Ikhtiar