SuaraJawaTengah.id - Pakar geodesi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Heri Andreas, memprediksi tiga wilayah di Jawa Tengah yakni Pekalongan, Semarang, dan Demak akan tenggelam.
Hal tersebut merupakan dampat dari penurunan permukaan tanah sehingga semakin berada di bawah permukaan laut.
“Di tiga kota tersebut saat ini laju penurunan tanahnya sangat tinggi, 15-20 cm per tahun. Ini mirip di Jakarta pada 2007 – 2011, sangat mengkhawatirkan sebenarnya,” kata Heri Andreas seperti diwartakan Solopos.com--jaringan Suara.com, Kamis (5/8/2021).
Die menjelaskan, penyebab utamanya, dalam hipotesa dia, adalah eksploitasi air tanah yang berlebihan baik untuk industri, pertanian, maupun kehidupan sehari-hari masyarakat.
Baca Juga: Liga 1 akan Bergulir 20 Agustus, PSIS Siap Siapkan Tim Terbaik
Heri menyebut 90 persen suplai air di Pekalongan adalah dengan cara menyedot air tanah. “Tipikal pertanian di Jawa Tengah dan Jawa Timur itu juga menggunakan air tanah seperti kalangan industri,” ujarnya.
Sementara T=terkait prediksi pakar geodesi ITB itu, Kepala Bidang (Kabid) Geologi dan Air Tanah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng, Heru Sugiharto, enggan menyanggah.
Ia menilai pernyataan pakar geodesi ITB itu sebagai masukan atau bahan bagi pemerintah guna mengambil kebijakan untuk mengatasi persoalan land subsidence atau penurunan tanah.
“Pernyataan pakar ITB itu akan jadi masukan atau pertimbangan bagi pemerintah. Bagaimana kedepan membuat kebijakan yang bisa mengatasi persoalan land subsidence. Tidak kita abaikan,” ujar Heru.
Meski demikian, Heru membenarkan pernyataan pakar ITB yang menyebut terjadi penurunan tanah di Pekalongan dan Semarang. Berdasarkan data yang diperolehnya dari berbagai lembaga riset, penurunan tanah di Semarang mencapai lebih dari 10 sentimeter (cm) setiap tahunnya.
Baca Juga: Wagub DKI Yakin Jakarta Tak Tenggelam 10 Tahun Lagi Seperti Kata Joe Biden
Penurunan tanah itu terutama terjadi di wilayah pesisir Semarang bagian timur dan barat. Untuk wilayah pesisir Semarang bagian barat, penurunan tanah mencapai 2-5 cm per tahun. Sedangkan untuk wilayah pesisir Semarang bagian timur, penurunan tanah yang terjadi justru lebih parah, yakni lebih dari 10 cm.
Berita Terkait
-
Paul Munster Minta Persebaya Jaga Konsistensi, Optimis Kalahkan PSIS Semarang?
-
Inovasi Kopi Sirap: Metode Pengolahan Unik yang Bikin Kopi Lokal Makin Terkenal
-
PSIS Semarang: Tak Dilirik Patrick Kluivert, Justru Sumbang Pemain ke Timnas Negara Lain
-
Sewot saat Ditanya soal Anggaran, Kekayaan Bupati Pekalongan Fadia Arafiq Disorot
-
Pelatih PSIS Semarang Soroti Persaingan Ketat Tim Papan Bawah karena Hal Ini
Terpopuler
- Sejak Dulu Dituntut ke Universitas, Kunjungan Gibran ke Kampus Jadi Sorotan: Malah Belum Buka
- Maharani Dituduh Rogoh Rp 10 Miliar Agar Nikita Mirzani Dipenjara, Bunda Corla Nangis
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Kini Ngekos, Nunung Harus Bayar Cicilan Puluhan Juta Rupiah ke Bank
- Maharani Kemala Jawab Kabar Guyur Rp10 Miliar Biar Nikita Mirzani Ditahan: Kalian Pikir Gak Capek?
Pilihan
-
Harga Emas Antam Ngegaspol, Naik Tinggi Lagi Hari Ini
-
Rahasia Mudik Lebaran Lancar: Tips Pesan Tiket Bus Sinar Jaya Online Tanpa Ribet!
-
Dompet Aman, Perut Kenyang: 7 Rekomendasi Bukber Hemat di Jogja
-
Steve Saerang: Revolusi AI Setara Penemuan Mesin Uap!
-
Prediksi Nomor Punggung Pemain Timnas Indonesia: Emil Audero-Ole Romeny Saling Sikut?
Terkini
-
Curhat Nelayan Cilacap ke Gubernur Ahmad Luthfi: Rebutan Solar hingga Masalah Tambak Udang
-
Pertamina Sabet BUMN Terbaik CSR Jateng: Ungguli Perusahaan Lain dalam Atasi Kemiskinan Ekstrem!
-
Di Tengah Isu Efisiensi, Astra Daihatsu Optimis Capai Target Penjualan di Jateng
-
Semen Gresik Dukung Asta Cita ke-6 Presiden Republik Indonesia Melalui Program FMM
-
BRI Purwodadi Salurkan Bantuan CSR BRI Peduli untuk Anak Yatim di Grobogan