Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 05 Agustus 2021 | 19:00 WIB
Foto udara limpasan air sungai menuju rumah warga di Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (4/2/2021). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

SuaraJawaTengah.id - Banjir rob atau kenaikan air laut di pesisir pantai utara (pantura) Jawa Tengah terus terjadi. Ancaman tenggelamnya pantura semakin nyata. 

Menyadur dari Solopos.com, wilayah pesisir pantura Jawa Tengah diprediksi tenggelam dalam beberapa puluh tahun ke depan karena penurunan permukaan tanah dan kenaikan permukaan air laut. Sampai saat ini setidaknya ada tiga wilayah di Jateng yang diprediksi bakal tenggelam lebih cepat, yaitu Semarang, Demak, dan Pekalongan.

Wilayah pesisir pantai utara atau pantura Jateng yang terancam tenggelam itu mengalami penurunan permukaan tanah sekitar 10-12 cm per tahun. Hal ini terjadi salah satunya akibat penyedotan air tanah yang masif.

Dikutip dari laman tataruang.pusdataru.jatengprov.go.id, Kota Pekalongan terletak di dataran rendah dengan ketinggian kurang lebih 1 meter di atas permukaan laut.

Baca Juga: Viral Pekerja Asal Jateng Terlantar di Atambua, Gaji Tak Sesuai hingga Berebut Makanan

Foto udara perumahan warga terendam banjir di Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Jumat (26/2/2021). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

Sementara wilayah pesisir utara Semarang berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki ketinggian sekitar 0,75 meter hingga 3,49 meter di wilayah pusat kota. Sedangkan wilayah Kabupaten Demak memiliki ketinggian yang bervariasi, yaitu 0-100 mdpl.

Ketiga wilayah itulah yang diprediksi paling cepat tenggelam di antara wilayah Jateng lain yang berada di pesisir pantura.  Diberitakan sebelumnya, Pekalongan diprediksi tenggelam dalam 15 tahun ke depan.

Sementara itu Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (Undip), Prof Dr Denny Nugroho Sugianto, ST, M.Si, memprediksi pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, tenggelam dalam 50 tahun ke depan. Prediksi ini diperkuat dengan banjir di Kota Semarang pada awal tahun yang dipicu curah hujan tinggi.

“Jadi bisa lebih cepat dari 50 tahun. Yang tergenang itu sekarang di daerah Semarang Utara itu, di Tugu juga sudah mulai parah, perbatasan dengan Demak juga,” terangnya, Rabu (4/8/2021).

Bencana tersebut membuktikan bahwa drainase yang ada di Kota Semrang tidak bisa memuang air ke laut karena penurunan permukaan tanah.

Baca Juga: Pakar ITB Sebut 3 Daerah di Jawa Tengah Ini Bakal Tenggelam, Mana Saja?

“Keparahan terlihat ketika hujan awal tahun yang sampai banjir di Unissula, itu membuktikan drainase sudah tidak bisa membuang air ke laut dengan gravitasi karena tanahnya lebih rendah dari air laut,” sambung dia.

Nasib sial dialami warga Kampung Tambakorok, Tanjung Emas Kota Semarang. Rumah mereka terkena rob lebih dari satu bulan. [Suara.com/Dafi Yusuf]

Tanggapan Ganjar

Menanggapi prediksi dan ancaman pantura Jateng tenggelam, Gubernur Ganjar Pranowo menyebut sudah melakukan kajian untuk merumuskan solusi. Dia menyebut sudah ada kajian soal tenggelamnya ketiga daerahnya itu.

Menurutnya, hal yang harus dilakukan ialah bersama-sama menjaga lingkungan. Sementara pemerintah harus disiplin dalam memberikan izin penggunaan lahan sesuai fungsinya.

“Kajiannya sudah ada. Akan tenggelam kalau semua tidak menjaga lingkungan, maka tata ruang harus dikendalikan, penanaman dilakukan. Sehingga kalau kita mau memanfaatkan ruang itu harus betul-betul disiplin ” kata Ganjar usai meninjau isolasi terpusat di SDN Cemara Dua, Solo, Rabu (4/8/2021),

Load More