SuaraJawaTengah.id - Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah meragukan virus Corona atau Covid-19. Ia mempertanyakan penyebaran virus yang membuat jutaan orang meninggal ini natural atau buatan.
Siti Fadilah mencurigai, meledaknya virus tersebut seakan sudah terprogam. Ia mencontohkan varian delta, yang meledak di India kemudian Indonesia.
Pernyataan ini diungkapkan dalam wawancara bersama Karni Ilyas Club di YouTube. Siti Fadilah merasa janggal saat virus corona kembali meledak di Singapura, Wuhan, dan Amerika Serikat (AS) dalam waktu bersamaan.
Siti juga mengungkap keanehan karena ledakan kasus di beberapa negara dipicu oleh varian Covid-19 yang sama, yakni varian Delta. Hal itu membuatnya mengaku kerap memikirkan asal mula virus corona.
Siti menyebut virus corona bisa dipicu secara natural, juga buatan. Ia memiliki pandangan tersendiri mengenai hal tersebut.
Menurutnya, virus corona jika natural tidak akan terjadi seperti ledakan di beberapa negara. Ia pun menilai hal itu aneh, sehingga menyinggung soal kemungkinan Covid-19 merupakan virus buatan.
"Kalau natural, mestinya perjalanannya tidak seperti itu. Ini loh yang akhir-akhir ini, India, Indonesia, Singapura, nah itu rada aneh," kata Siti di akun YouTube Karni Ilyas Club seperti dikutip Suara.com, Minggu (8/8/2021).
Lebih lanjut Siti menjelaskan jika virus corona merupakan hasil rekayasa, maka selalu ada pihak-pihak yang diuntungkan. Ia bahkan menyebut Amerika Serikat merupakan negara yang menjadi korban jika benar Covid-19 adalah rekayasa.
"Kalau masih punya kepentingan ya pandemi terus. Pasti ada untungnya, kalau tidak menguntungkan buat apa. Amerika Serikat saya pikir adalah korban," ujar Siti.
Baca Juga: Luhut Klaim Pemerintah Terus Gencarkan Testing Covid-19
Karena itu, Siti mendesak sudah seharusnya pemerintah meneliti mengenai virus corona. Ia menilai pemerintah salah jika terus fokus pada protokol menghilangkan kerumunan sampai kebijakan PPKM.
Pasalnya, semua cara dan kebijakan di atas tetap tidak bisa membendung kasus Covid-19. Siti meyakini jika masalah sebenarnya lebih luas, dan tidak bisa hanya fokus pada PPKM.
"Sejak Maret 2020, sudah berapa kali lockdown, PSBB, PPKM, mikro, PPKM darurat. Tujuan cuma satu hilangkan kerumunan," ucapnya.
"Kalau tujuan batasi human contact, sudah dapat. Sudah dapat batasi pergerakan tapi kasus masih tinggi. Artinya, PPKM ternyata bukan jalan keluar yang baik ketika terjadi ledakan," sambungnya.
Siti menjelaskan Indonesia memiliki sejumlah ahli yang bisa meneliti virus corona. Ia mengatakan keterlaluan jika virus yang memicu ledakan kasus Covid-19 di sejumlah negara itu sama.
"Dan mestinya kita manfaatkan itu virolog-virolog Eijkman, untuk mengeksplorasi virus pada waktu meledak itu berkarakter seperti apa, dari mana dia datang, ke mana dia pergi," saran Siti.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
BRI Purwodadi Salurkan 1000 Paket Sembako di Grobogan, Sasar Warga Kurang Mampu Desa Pengkol
-
Rafinha Merapat ke PSIS: Strategi Jitu Laskar Mahesa Jenar Perkuat Lini Depan
-
5 Ciri Mobil Bekas yang Sebaiknya Tidak Dibeli Meski Harganya Menggiurkan
-
Tahun Pertama Pimpin Jateng, Rapor Kinerja Ahmad Luthfi Diapresiasi Budayawan
-
Fortuner 2024 vs Pajero 2024? Ini 7 Perbandingan Kedua Mobil Tersebut