Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Minggu, 15 Agustus 2021 | 14:46 WIB
Salah satu putra sedang menjalani tradisi "brobosan" di bawah peti mati Adipati Mangkunegara IX di Pura Mangkunegaran Surakarta, Minggu (15/8/2021). [ANTARA/Aris Wasita]

SuaraJawaTengah.id - Prosesi Pemakaman Raja Mangkunegaran berjalan secara sakral dan sesuai adat keraton. Empat putra penguasa Mangkunegaran pun ikut mengiringi pelepasan jenazah Adipati Mangkunegara IX menuju Kompleks Pemakaman Raja Astana Girilayu, Kabupaten Karanganyar, Minggu (15/8/2021). 

Pantauan di Solo, Minggu, jenazah putra keempat Adipati Mangkunegara VIII yang memiliki nama kecil Gusti Jiwo tersebut diberangkatkan dari Pura Mangkunegaran pukul 10.20 WIB, diiringi ratusan pelayat.

Beberapa tokoh juga terlihat hadir, di antaranya mantan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo dan politikus Aria Bima. Selain itu, ada perwakilan dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, di antaranya Gusti Kanjeng Ratu Wandansari atau Gusti Moeng dan KGPH Dipokusumo.

Keluarga dan kerabat Mangkunegaran membawa peti jenazah almarhum Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Minggu (15/8/2021). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Sementara itu, sebelum jenazah diberangkatkan, empat putranya yakni GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara, GRAy Putri Agung Suniwati, GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo, dan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo melakukan tradisi "brobosan" di bawah peti jenazah sang ayah.

Baca Juga: Cucu Soekarno Punya Kesempatan Naik Tahta, Ini Sosok G.P.H. Paundrakarna

Selain itu, istri Mangkunegara IX, Kanjeng Putri Mangkunegara IX, juga menjalani tradisi Jawa ini. Sementara itu, terdengar Gending Ketawang yang melepas jenazah sang penguasa Mangkunegaran.

Sebelumnya, perwakilan staf humas Pura Mangkunegaran Joko Pramudyo mengatakan, ada beberapa gending yang dibawakan pada prosesi pemakaman tersebut, di antaranya Gending Menyan Kobar, Gending Laler Megeng, dan Gending Renyep.

"Khusus saat pemberangkatan ada Gending Ketawang, kaitannya dengan layu-layu," katanya.

Keluarga dan kerabat Mangkunegaran membawa peti jenazah almarhum Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Minggu (15/8/2021). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Pada kesempatan tersebut, mantan Wali Kota Surakarta Rudy juga mengenang mendiang Adipati Mangkunegara IX yang memiliki nama kecil Gusti Jiwo ini sebagai sosok yang patut diteladani.

"Yang harus diteladani bersama adalah dalam mengelola tradisi dan budaya di Kota Solo, khususnya di Mangkunegaran. Beliau biarpun sebagai raja dengan masyarakat tetap memperhatikan, hubungan dengan masyarakat juga baik," katanya.

Baca Juga: Dimakamkan Hari Ini, Putra-putri Komitmen Lanjutkan Cita-cita Raja Mangkunegaran

Pelayat berdiri di depan tempat persemayaman peti jenazah almarhum Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah, Minggu (15/8/2021). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Mengenai kenangan bersama mendiang, Rudy mengatakan salah satunya adalah dalam menata Pura Mangkunegaran sebagai destinasi wisata budaya.

"(Kenangan) dengan almarhum untuk menata Mangkunegaran yang di dalam dan di luar. Beliau mengikuti apa yang diharapkan pemerintah, termasuk yang di timur (pura bagian timur) itu mudah-mudahan akan lebih baik," katanya.

Load More