Budi Arista Romadhoni
Senin, 20 September 2021 | 16:36 WIB
Kapolsek Pasar Kliwon, AKP Achmad Riedwan Prevoost (kiri), memediasi kasus anak aniaya ibunya di Mapolsek Pasar Kliwon, Senin (20/9/2021). [Solopos/Istimewa]

SuaraJawaTengah.id - Menganiaya ibu kandung tidak bisa dibenarkan. Namun, hal itu terjadi di Kota Solo

Seorang pemuda warga Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, MH, 19, nekat aniaya ibu kandungnya, MR, 49.

Parahnya, tak hanya memukul wajah ibunya, MH juga meludahi sang ibu.

Menyadur dari Solopos.com, MH melakukan tindakan itu hanya karena tidak diberi uang untuk membeli rokok. Pemuda itu baru lulus dari sekolah menengah atas (SMA).

Baca Juga: Potret Gibran Pertama Kali Dampingi Kunker Presiden Jokowi Sebagai Wali Kota

Namun, bukannya mencari pekerjaan, MH setiap malam hanya bermain bersama teman-temannya.

MH terus meminta uang kepada ibunya agar bisa bermain. Kasus penganiayaan itu terdengar jajaran Polsek Pasar Kliwon. Kepolisian langsung membawa MH bersama ibunya untuk menyelesaikan perkara tersebut.

Air mata ibu dan anak itu tak terbendung saat mereka didudukkan dalam satu ruangan dengan pengawasan Kapolsek Pasar Kliwon AKP Achmad Riedwan Prevoost. Pemuda Pasar Kliwon, Solo, itu mengakui aniaya ibu kandungnya pada Minggu (20/9/2021) sore.

Saat itu, MH meminta uang Rp50.000 untuk membeli rokok. Namun, MR tidak menyanggupi itu karena tidak memiliki uang.

“Saya nasihati segera cari kerja kalau lulus sekolah. Terus uangnya daripada buat beli rokok, mending buat beli beras,” kata sang ibu.

Baca Juga: Jakarta Sebagai Role Model Penanganan Covid-19 di Solo, Gibran Incar Kursi Gubernur DKI?

Mendengar perkataan ibunya itu, MH malah gelap mata. Ia memaki-maki dengan berbagai ucapan kasar yang menyakitkan hati ibunya. Ia meninju tepat di bagian kepala ibunya hingga terluka.

Meludahi

Tak hanya itu, MH bahkan meludahi ibunya yang masih kesakitan sebelum ia pergi meninggalkan rumah.

“Saya mencabut laporan, saya tidak tega kalau anak saya harus berhadapan dengan hukum. Yang penting anak saya sudah sadar, tidak mengulangi lagi, dan menjadi anak saleh berbakti,” kata MR.

Lebih lanjut, MR bercerita ia telah ditinggalkan suaminya. Setiap hari ia bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) untuk menghidupi tiga anaknya yang belum mandiri. 

“Anak saya empat, yang pertama ikut istrinya, yang kedua perempuan ikut saya, ini [MH] anak ketiga, masih ada adiknya lagi, masih SMP,” katanya.

Sementara itu, Kapolsek Pasar Kliwon, AKP Achmad Riedwan Prevoost, mengatakan setelah mendapat laporan dari MR, petugas lansgung memeriksa MH. Kepada polisi, pemuda Pasar Kliwon, Solo, itu mengaku meniru perilaku ayahnya dulu yang kerap aniaya ibu kandungnya itu.

“Sudah kami mediasi dan kami hormati keputusan sang ibu untuk berdamai. Orang tua pasti tidak tega sang anak tersandung kasus hukum. Sudah kami buatkan surat pernyataan, kalau diulangi akan kami proses,” paparnya mewakili Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak.

Saat MH bersujud di kaki MR, semua petugas mengingatkan akan ungkapan surga di bawah telapak kaki ibu. Lalu, ibu dan anak ini meninggalkan lokasi Polsek Pasar Kliwon dengan berboncengan naik sepeda

Load More