Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 22 September 2021 | 07:36 WIB
Ilustrasi Madu. Tentang keaslian madu, sebagian orang memiliki pemahaman yang berbeda, namun hal ternyata banyak yang salah kaprah (fancycrave1)

SuaraJawaTengah.id - Madu kini menjadi konsumsi wajib setiap orang. Di tengah pandemi, madu menjadi suplemen alternatif yang alami. 

Meskipun demikian, sebagian masyarakat masih kesulitan dalam memilih madu yang sesuai mengingat banyaknya informasi kurang tepat mengenai keaslian madu yang beredar.

Pemilik dan Komisaris Kembang Joyo Group Dewi Masyithoh, produsen produk perlebahan Indonesia, mengatakan bahwa kandungan dan manfaat dari madu asli dan madu palsu berbeda.

Jika madu asli kaya akan manfaat, madu palsu bisa menyebabkan berbagai penyakit yang membahayakan tubuh seperti diabetes dan kencing manis.

Baca Juga: Gagal Cantik, Outfit Bulan Madu Wanita Ini Malah Mengembang Mirip Balon

Dikutip dari ANTARA, Rabu (22/9/2021) berikut fakta-fakta di balik empat mitos mengenai keaslian madu. 

Madu asli tidak akan berubah warna

Dewi mengatakan, perubahan warna pada madu adalah hal yang biasa yang disebabkan reaksi Maillard atau reaksi pencoklatan non enzimatis yang justru bisa meningkatkan kadar antioksidan dalam madu. Antioksidan bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas yang bisa memicu serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal.

“Dengan begitu bisa dipastikan bahwa mitos mengenai madu asli tidak akan berubah warna adalah salah,” katanya.

Madu asli tidak disukai semut

Baca Juga: Ngakak! Gagal Cantik saat Bulan Madu, Outfit Wanita Ini Malah Berubah Mirip Balon

Mitos yang satu ini juga tidaklah tepat. Faktanya, kesukaan semut akan madu sangat bergantung dengan berbagai hal seperti umur madu, kandungan karbohidrat, hingga jenis semut yang ada di area sekitar madu.

Umumnya semut menyukai madu, bahkan sejak masih berbentuk nektar yang baru keluar dari ujung tanaman. Saking menyukainya, lebah dan semut sering berebut untuk mengambil nektar. Meskipun begitu, ada beberapa kondisi madu yang tidak disukai oleh semut, salah satunya madu yang belum cukup umur.

Madu yang belum cukup umur akan mengakibatkan terjadinya fermentasi yang mana akan menghasilkan karbon dioksida yang tidak disukai semut. Kesimpulannya, semut akan menyukai madu yang sudah cukup umur panen dan tidak menyukai madu yang mengalami fermentasi, ujar Dewi.

Madu mengkristal itu madu palsu

Kristalisasi madu sering salah diartikan masyarakat sebagai pemalsuan madu.

Padahal, kristalisasi atau penggumpalan madu merupakan hal lumrah yang terjadi secara alami dan spontan pada madu.

Madu yang mengalami kristalisasi tidak akan mengalami penurunan kualitas. Semua kandungannya akan tetap sama dan tidak berubah, kecuali warnanya.

Madu asli bisa meletup

Madu berasal dari cairan tanaman yang dikumpulkan oleh lebah. Secara alamiah, khamir yang berada di alam akan terbawa dalam madu. Khamir tidak akan aktif pada madu yang memiliki masa panen cukup panjang.

Sebaliknya, khamir akan aktif dan melakukan proses fermentasi pada madu yang dipanen muda. Hasil samping dari fermentasi ini adalah CO2 (karbon dioksida) yang berbentuk gas. Secara alami gas ini akan menguap di udara.

Namun, gas akan terakumulasi dan menghasilkan letupan saat berada di botol yang tertutup sangat rapat. Dengan begitu, keaslian madu tidak bisa diukur dari meletup atau tidaknya.

Load More