SuaraJawaTengah.id - Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965 yang kerap diidentikan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) tak bisa dilepaskan dari sosok Letnan Kolonel (Letkol) Untung.
Komandan Batalyon I Cakrabirawa, pasukan pengawal Presiden Soekarno, itu dijatuhi hukuman mati dalam pengadilan Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) pada 6 Maret 1966 karena perannya memimpin penculikan serta pembunuhan enam jenderal dan satu letnan dalam peristiwa G30S.
Sebelum diadili dan divonis mati di Mahmilub, Letkol Untung sempat melarikan diri begitu peristiwa G30S dan upaya kudeta yang dipimpinnya dengan mengatasnamakan Dewan Revolusi gagal. Pelariannya tersebut berakhir di Tegal.
Sejarawan Pantura Wijanaro mengatakan, Letkol Untung ditangkap di Tegal pada 11 Oktober 1965 setelah sempat menghilang usai gagalnya G30S dan Dewan Revolusi.
Baca Juga: Penangkapan Wedastera Suyasa dan Aksi Ganyang PKI di Bali
"Penangkapan itu terjadi saat Letkol Untung mau kabur ke Solo karena situasi di Jakarta yang sudah tidak menguntungkan dan Soeharto mulai melakukan tindakan balik," katanya, Senin (13/9/2021).
Menurut Widjanarto,kala itu dari Jakarta Letkol Untung menumpang bus Mudjur dengan menyamar sebagai orang biasa. Tujuannya adalah Solo karena merupakan kota asalnya dan salah satu daerah basis PKI di Jawa Tengah.
Namun sesampainya di Tegal, tepatnya menjelang Terminal Tegal yang dulu berada di wilayah yang kini masuk dalam Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Letkol Untung meloncat turun dari bus karena panik begitu melihat ada pemeriksaan oleh tentara.
Untung khawatir penyamarannya akan terbongkar dalam pemeriksaan besar-besaran yang dilakukan tentara di tiap kota pasca peristiwa G30S tersebut.
"Saat Letkol Untung turun dari bus, orang-orang mengira dia copet karena dia turun dari bus itu tidak seperti layaknya penumpang, sehingga dia diteriaki copet," kata Wijanarto.
Baca Juga: Inflitrasi Komunis di Tubuh Polri Tumbangkan Kapolri Pertama RS Soekanto
Begitu turun dari bus dan diteriaki copet, Untung sempat lari ke perkampungan warga di Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat dan bersembunyi sebelum akhirnya ditangkap.
Berita Terkait
-
Subarkah Hadisarjana Ternyata Sosok di Balik Kesuksesan Film G 30 S/PKI
-
Disiapkan Tempat Sembunyi Neneknya, Ini Cerita Anies Baswedan Soal PKI
-
Babak Sejarah Indonesia yang Hilang, Penculikan Soekarno-Hatta oleh DN Aidit
-
Di Balik Ketenangan Pulau Dewata: Kisah Pilu dan Upaya Berdamai dengan Tragedi 1965
-
Profil Yunus Yosfiah, Jenderal TNI yang Melarang Penayangan Film G30S/PKI Sejak 1998
Terpopuler
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Dukung Penyidik Tahan Nikita Mirzani, Pakar Justru Heran dengan Dokter Reza Gladys: Kok Bisa...
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
- Media Asing Soroti Pernyataan Maarten Paes Soal Kualitas Emil Audero
Pilihan
-
Baru 2 Bulan, Penjualan Denza D9 Sudah Kalahkan Alphard di Indonesia
-
Saham BJBR Anjlok, Aksi Jual Marak Usai Dirut dan Corsec Terjerat Korupsi Dana Iklan Bank BJB
-
Owner Wong Solo Grup Laporkan Pengusaha Asal Bekasi dalam Kasus Penipuan Investasi
-
Sosok Widi Hartoto Corsec Bank BJB Tersangka Kasus Korupsi Iklan, Punya Harta Miliaran Rupiah
-
Kembali Difitnah Soal Kirim Utusan ke PDIP, Jokowi: Diam dan Senyumin Aja
Terkini
-
Jelang Duel Krusial Lawan Madura United, PSIS Semarang Umumkan Harga Tiket!
-
Pacu Kuantitas Ekspor, Ahmad Luthfi Upayakan Revitalisasi Pelabuhan Tanjung Emas
-
Skema One Way di Tol Semarang, Antisipasi Lonjakan Pemudik Lebaran 2025
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako untuk Warga Grobogan
-
Semarang Jadi Tuan Rumah Pembuka Superchallenge Super Prix 2025