Budi Arista Romadhoni
Kamis, 07 Oktober 2021 | 08:47 WIB
Foto udara Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (29/9/2021). [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc]

Hingga saat ini, kata dia, aliran listrik dari PLTH mampu menerangi sekitar 40 rumah warga dengan daya sebesar 500 watt per rumah sehingga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan perangkat listrik seperti televisi dan penanak nasi.

Warga yang memanfaatkan aliran listrik dari PLTH tersebut hanya dibebani biaya perawatan yang relatif murah, yakni sebesar Rp25.000 per bulan.

Kendati demikian, dia mengatakan jika terjadi kendala dalam aliran listrik, pihaknya memberikan kompensasi berupa pengurangan iuran warga pada bulan berikutnya.

Selain untuk penerangan dan kebutuhan perangkat elektronik warga, listrik yang dihasilkan PLTH juga dimanfaatkan untuk kebutuhan kegiatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)  serta fasilitas Sidesimas (Sistem Desalinasi Berbasis Masyarakat) bantuan Pertamina dan PNC yang ditujukan untuk mengolah air payau menjadi layak konsumsi.

Jamal mengatakan kehadiran Sidesimas yang diresmikan pada tahun 2020 juga sangat membantu warga Dusun Bondan yang selama ini memenuhi kebutuhan air layak konsumsi pada musim kemarau dengan cara membeli atau mencarinya di Pulau Nusakambangan yang perjalanannya membutuhkan waktu lebih kurang tiga jam menggunakan perahu.

Menurut dia, warga yang memanfaatkan air dari fasilitas Sidesimas hanya dibebani iuran sebesar Rp1.500 per jeriken isi 30 liter sebagai biaya perawatan. Biaya tersebut jauh lebih murah jika dibandingkan dengan membeli atau mencari sendiri ke Pulau Nusakambangan.

Jika membeli, warga harus mengeluarkan uang sekitar Rp3.000-Rp5.000 per jeriken, sedangkan kalau mencari sendiri ke Pulau Nusakambangan sedikitnya butuh biaya Rp200.000 untuk operasional perahu dan belum tentu mendapatkan air karena mengantre.

"Kalau saya dulu, air satu perahu biasanya untuk kebutuhan selama satu minggu," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pengurus Sidesimas Muhammad Saepulah mengatakan air payau dari tambak yang akan diolah di fasilitas Sidesimas terlebih dahulu diendapkan dalam tandon selama satu malam agar kotorannya tidak mengganggu sistem penyaringan dan membran.

Baca Juga: Waspada! Kabupaten Cilacap Jadi Daerah yang Paling Rawan Jika Terjadi Tsunami

Menurut dia, fasilitas pengolahan air berkapasitas 240 liter per jam itu hanya dioperasikan dua kali dalam sehari, masing-masing selama delapan jam untuk menjaga keandalan mesin.

"Rata-rata dalam sehari menghasilkan 2.000 air tawar yang layak konsumsi. Air yang terserap oleh warga berkisar 1.000-1.500 liter per hari," katanya.

Kepala Dusun Bondan Irawan mengatakan Dusun Bondan dihuni 74 keluarga yang terdiri atas 202 jiwa. Dari 74 keluarga tersebut, baru 40 keluarga atau rumah yang teraliri listrik dari PLTH dan sisanya menggunakan panel surya karena jaraknya terlalu jauh.

"Kehadiran PLTH sangat membantu warga Dusun Bondan sehingga mereka bisa menggunakan perangkat elektronik seperti televisi dan lain-lain," katanya.

Salah seorang ibu rumah tangga, Susi Susanti mengatakan kehadiran PLTH di Dusun Bondan sangat bermanfaat bagi warga setempat. Dia mengaku sempat merasakan gelapnya Dusun Bondan pada malam hari sebelum adanya aliran listrik.

Saat itu, kata dia, penerangan pada malam hari hanya menggunakan lampu minyak yang satu liternya hanya untuk tiga hari.

Load More