Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Minggu, 17 Oktober 2021 | 14:47 WIB
Gusti Pangeran Haryo (G.P.H) Paundrakarna Jiwo Suryonegara atau Paundra. [Solopos.com]

SuaraJawaTengah.id - Putra sulung KGPAA Mangkunagoro IX dengan Sukmawati Soekarnoputri, Gusti Pangeran Hariyo (G.P.H) Paundrakarna Jiwo Suryonegoro mulai membuka diri soal pemilihan calon penerus raja Mangkunegaran.

Sebab, penerus dari KGPAA Mangkunegoro belum juga diputuskan. Paundra pun menegaskan bahwa menjadi raja penerus penguasa Mangkunegaran bukanlah suatu kompetisi.

Menyadur dari Solopos.com, Pria kelahiran Jakarta, 19 April 1975 itu mengingatkan semua orang untuk menghargai dirinya dan keluarganya. Menurut Paundra Sikap saling menghargai ini menurutnya sangat penting agar kehidupan berjalan dengan damai.

“Hargailah dan orangkanlah saya, hargailah para pendahulu, hargailah eyang saya Presiden Soekarno, hargailah ayahanda saya, hargailah ibu saya, hargailah adik semata wayang saya, hargailah Keluarga Besar Mangkunegaran terlebih haruslah menghargai Abdi-abdi/kawulo alit di Puro Mangkunegaran agar rasa respek, sikap baik saya dan ketulusan dari saya/dari kami pada panjenengan-panjenengan tidak hilang dan tidak berubah menjadi kebencian,” jelasnya dalam status yang diunggah ke media sosial, Kamis (14/10/2021).

Baca Juga: Pengganti Raja Mangkunegaran Belum Ditentukan, GPH Bhre Juga Punya Peluang

Paundra menegaskan menjadi raja bukanlah suatu kompetisi dan ajang pencitraan demi kepentingan pribadi yang dilandasi ego semata.

“Untuk menjadi raja itu bukanlah sebuah kompetisi, bukanlah pemilih legislatif, bukanlah ajang pencitraan, bukanlah dengan kepentingan pribadi yang dilandasi ego dan ambisi pribadi apalagi golongan. Tetapi tidak lain dan tak jua adalah mutlak atas kuasa, atas kasih, atas kehendak, atas rahmat dan bimbingan dari Gusti Allah SWT Tuhan seru sekalian alam beserta para pendahulu,” sambung dia.

Dia juga mengingatkan bahwa statusnya merupakan cucu Presiden Sukarno, putra Mangkunagoro IX,  dan cucu Kanjeng Gusti Mangkunagoro VIII.

“Ingatlah masih ada kekuatan lain yang lebih besar dari kekuatan kita manusia dengan upaya-upaya dari pribadi-pribadi, dari oknum-oknum yang tidak baik dengan menghalalkan segala cara yang makin mencoreng nama baik nama besar Mangkunegaran terlebih nama harum para pendahulu. Dan ingatlah selalu saya trah rembesing madu, saya cucu Presiden Soekarno, saya putra dalem, putra sah ayahanda saya, saya cucu dari Kanjeng Gusti Mangkunegoro VIII dan Gusti Puteri Mengkunegoro VIII,” tegasnya.

Paundra juga menegaskan tentang hukum karma yang berlaku di dunia ini. “Ingatlah akan karma, hukum tabur-tuai, melati dan kuwalat itu jelas-jelas ada dan pasti terjadi bagi siapapun yang tidak baik pada saya dan Puro Mangkunegaran, salam,” tandasnya.

Baca Juga: Pengganti KGPAA Mangkunegara IX, Cucu Bung Karno Atau Bhre Cakrahutomo?

Tulisan panjang itu merupakan curahan hati Paundra yang dibagikan ke media sosial. Calon penerus Mangkunegaran ini juga membagikan tulisan itu kepada wartawan Solopos.com, Kamis (14/10/2021).

Kandidat Penerus

Tulisan itu dibagikan di tengah teka-teki penerus Mangkunagoro IX. Sebelumnya selain nama Paundra dan G.P.H Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, muncul nama Direktur Utama PT Hotel Dana Permai, K.R.M.H Roy Rahajasa, dalam daftar kandidat penerus penguasa Mangkunegaran.

Menanggapi curhat Paundra tersebut, Ketua I Himpunan Kerabat Mangkunegaran (HKMN), Satyotomo, angkat bicara. Dia menilai apa yang disampaikan Paundra melalui status media sosial sebagai hal yang biasa.

“Sebetulnya enggak ada apa-apa, biasa mas Paundra menulis begitu. Mungkin baru sekarang panjenengan para wartawan membacanya agak aneh.  Tetapi kadang-kadang melihat kebelakang sering begitu, artinya curhat mau curhat sama siapa, ditulis ke medsos,” kata Satyotomo dikutip dari Solopos.com, Sabtu (16/10/2021).

Sementara itu, saat diminta konfirmasi apakah sudah ada pembahasan penerus Mangkunagoro IX, Ketua I HKMN mengatakan masih menunggu setelah 100 hari wafatnya Mangkunagoro IX. Hubungan antara Paundra, Bhre, dan Roy baik-baik saja.

Dia mengatakan Mangkunegaran mementingkan untuk menjaga atau nguri-nguri budaya dibandingkan kekuatan politik. Perkembangan Mangkunegaran sejak era Mangkunagoro I selalu mengikuti perkembangan zaman hingga kini.

Sementara itu hingga berita ini diturunkan, Paundrakarna belum merespons pertanyaan Solopos.com terkait maksud tulisan itu. Tetapi pada awal tulisan dia mengatakan bahwa curhat ini adalah sikap politiknya.

“Anggap saja ini adalah sebuah pernyataan politik saya nggih poro sedulur lan berbudi pekerti luhur. Mulut saya dan perkataan saya adalah “bom waktu” untuk siapa yang tidak baik. Dan saya sebagai insan manusia berKetuhanan dan sebagai putera Mangkunegaran saya memiliki hak prerogatif untuk bicara. Jangan menyepelekan diri saya nggih karena Melati, angsar/karma buruk dan kuwalat adalah ganjarannya, salam.”

Load More