SuaraJawaTengah.id - Jumlah konsumsi beras Kabupaten Magelang meningkat selama pandemi Covid. Efek pembatasan kegiatan yang menyebabkan masyarakat banyak menghabiskan waktu di rumah.
Berdasarkan survei BPS Kabupaten Magelang, rata-rata konsumsi beras naik 0,11 kilogram per orang setiap minggu. Data tersebut dihimpun BPS dengan membandingkan hasil survei tahun 2019 dan tahun 2020 disaat mulai masa pandemi.
Badan Pusat Statistik pada survei tahun 2020, menghitung jumlah penduduk Kabupaten Magelang sebanyak 1.299.859 orang. Sehingga diperkirakan total kenaikan konsumsi beras selama pandemi tahun 2020 menjadi 144,3 ton.
“Di Kabupaten Magelang konsumsi beras selama pandemi cenderung naik. Jadi konsumsi bahan makanan cenderung naik sementara konsumsi makanan jadi cenderung turun,” kata Statistisi Muda BPS Kabupaten Magelang, Eko Hermawati, Senin (25/10/2021).
Baca Juga: Viral! Pria di Magelang Ngamuk dan Ancam Bacok Orang Lewat, Warganet: Fans MU Iki
Eko Hermawati menjelaskan, kenaikan konsumsi beras tersebut terbilang signifikan jika dikalikan dengan jumlah penduduk Kabupaten Magelang. “Untuk kenaikan jumlah konsumsi itu signifikan karena nanti perkaliannya jadi banyak.”
Namun kenaikan jumlah konsumsi dinilai masih aman karena stok beras Kabupaten Magelang masih mencukupi. BPS mencatat luas produksi beras tahun 2020 mencapai 95.733 ton.
Secara berkala, BPS melakukan survei area produksi pertanian termasuk beras. “Hasil produksi beras jika dikalikan dengan konsumsi dan jumlah penduduk itu masih cukup. Masih surplus,” ujar Eko Hermawati.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikulura Dinas Pertanian Magelang, Ade Sri Kuncoro Kusumaningtiyas mengatakan, ketersediaan beras hingga Desember 2021 mencapai 21 ribu ton. Sedangkan kebutuhannya sekitar 8 ribu ton.
“Berdasarkan data tersebut kebutuhan pangan kita masih surplus sampai tahun 2032. Ketersediaan beras yang ada, kita masih surplus,” kata Ade Sri Kuncoro Kusumaningtiyas.
Baca Juga: Pandemi COVID-19 Dorong Ulama Telaah Ulang Pandangannya terhadap Ajaran Islam
Dinas Pertanian Magelang saat ini mengembangkan budidaya padi varietas lokal Sri Mulyo untuk meningkatkan ketahanan pangan daerah. Padi varietas Sri Mulyo secara turun temurun ditanam masyarakat Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman.
“Kabupaten Magelang dipilih oleh Provinsi Jawa Tengah untuk memilih salah satu komoditas yang dapat ditampilkan pada peringatan Hari Pangan Sedunia ke-41,” ujar Ade.
Padi varietas Sri Mulyo dikembangkan dengan metode pertanian organik. Sri Mulyo disiapkan menjadi padi khas Kabupaten Magelang, mendampingi varietas Mentik Wangi asal Kecamatan Sawangan.
“Dalam peningkatan ketahanan pangan dan pemberdayaan kekuatan pangan, padi ini diharapkan bisa memberikan kebutuhan vitamin masyarakat. Petani juga sudah sadar untuk menggunakan pupuk ramah lingkungan,” kata Ade.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Berita Terkait
-
SAM Air Gandeng Asian One Air Distribusi Beras ke Pelosok Papua
-
Perkuat Ketahanan Pangan, Bulog Teken Kerjasama dengan NCL I.P, Timor Leste
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Maaf Rakyat! Meski Susah Beli Beras dan Hidup Pas-pasan, Sri Mulyani Tetap Bakal Naikkan PPN 12%
-
Menko Zulhas Jamin Beras Nggak Langka Hingga Awal Tahun 2025
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs
-
Pengamat Nilai Program Pendidikan Gratis dan Rp300 Juta per RW dari Yoyok-Joss Realistis
-
Perebutan Suara NU: Luthfi-Yasin vs Andika-Hendi, Siapa Lebih Unggul?
-
Wapres Gibran Tinjau Program Makan Bergizi di SMKN 7 Semarang, Siswa Sambut Antusias