Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 06 November 2021 | 06:55 WIB
Ilustrasi telur ayam. [Suara.com/Oke Atmaja]

SuaraJawaTengah.id - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menunjukkan kepeduliannya terhadap para peternak melalui Gerakan Peduli Peternak (Nglarisi Produk Peternak). Gerakan tersebut dilakukan lantaran harga telur ayam turun hingga Rp14.000 per kilogram, padahal Harga Acuan Pemerintah (HAP) Rp19.000 sampai Rp21.000 per kilogram.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Agus Wariyanto menuturkan bahwa turunnya harga telur mengakibatkan peternak ayam petelur mengalami kerugian. Bahkan banyak yanh harus mengafkirkan ayam sebelum waktunya.

"Oleh karena itu, masyarakat Jateng diimbau untuk membeli telur agar menyerap produk peternak. Ini melalui Gerakan Peduli Peternak," ujarnya, Jumat (5/11/2021).

Gerakan Peduli Peternak (Nglarisi Produk Peternak) dimulai dari aparatur sipil negara (ASN) melalui masing-masing OPD. Pemesanan dapat dilakukan melalui Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, atau nara hubung yang tertera dalam pamflet.

Baca Juga: Gubernur Jateng Minta Pemerintah Pusat Bentuk Tim Pengkaji Harga Tes PCR

"Untuk pembelian dapat menghubungi narahubung yg tertera di pamflet. Gerakan ini dimulai dari 8 sampai 12 November 2021," lanjutnya.

Hingga saat ini, pemesanan dari sejumlah OPD se-Jawa Tengah sudah mencapai 5094 kilogram. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah sampai akhir waktu yang dijadwalkan.

"Kami harapkan semua ASN bisa memesan dengan satu paket berisi 2 kilogram telur dengan harga Rp 40.000," paparnya.

Sedangkan pasokan telur tersebut diambil dari kelompok peternak di berbagai daerah di Jawa Tengah. Seperti Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, Pekalongan, dan Purbalingga.

"Diharapkan dapat membantu mengurangi kerugian peternak," tandasnya.

Baca Juga: Tiba di DPRD Jateng, Gubernur Ganjar Disambut Parlemen Remaja

Load More