Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 26 November 2021 | 13:40 WIB
Presiden Joko Widodo (empat kiri) bersama Ketua MPR yang juga Wakil Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila (PP) Bambang Soesatyo (ketiga kiri), Ketua DPD La Nyalla Mattalitti (kedua kiri), Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kiri) dan Ketua Umum MPN PP Japto Soerjosoemarno (kelima kiri) menghadiri peresmian pembukaan Musyawarah Besar (Mubes) X dan Perayaan HUT ke-60 Pemuda Pancasila di Jakarta, Sabtu (26/10). [ANTARA FOTO/Reno Esnir]

Berdasarkan catatan sejarah, Pemuda Pancasila lahir dari niat AH Nasution yang kala itu mulai berkecimpung di dunia politik ddalam Pemilu 1955.

Bersama Kolonel Gatot Subroto dan Kolonel Azis Saleh, Nasution ikut mendirikan partai bernama Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI).

Partai ini seolah berharap akan dicoblos oleh para bekas pejuang dan prajurit TNI.

Namun ternyata IPKI justru tenggelam pada 1955 lantaran kalah pamor oleh ormas kawakan seperti Nahdatul Ulama hingga Partai Komunis Indonesia (PKI).

Baca Juga: Kronologi AKBP Dermawan Dikeroyok Massa PP Dalam Demo Anarkis di Gedung DPR

Meski begitu IPKI masih punya wakil di Parlemen, salah satunya HC Princen.

Usai peristiwa Nasution menjalani masa skors terkait peristiwa 17 Oktober 1952, Presiden Soekarno kembali memberikan jabatan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD).

IPKI pun kembali eksis kembali seiring karier Nasution yang pulih sebagai perwiara aktif.

Sementara menurut Loren Ryter dalam makalahnya di jurnal Indonesia (nomor 66, Oktober 1998), “Pemuda Pancasila: The Last Loyalist Free Men of Suharto’s New Order”, Nasution disebut-sebut sebagai orang yang sukses melobi Sukarno agar mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Pada masa-masa itu, kaum sayap kiri yang sedari awal revolusi sudah jadi musuh Nasution sedang kuat-kuatnya. PKI juga punya underbow Pemuda Rakyat (PR).

Baca Juga: 15 Anggota Ormas Pemuda Pancasila Ditetapkan Tersangka dan Ditahan

Namun tentu bukan Nasution kalau hanya diam dan sekadar menggerutu. Masih di tahun 1959, seperti dicatat Ryter, Nasution ikut mendirikan organisasi pemuda untuk mengimbangi PR.

Load More