Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 10 Desember 2021 | 16:10 WIB
Petani memperlihatkan kondisi kebun cabai paska dicuri habis, Jumat(10/12/2021). [Suara.com/Citra Ningsih]

SuaraJawaTengah.id - Nasib apes dialami seorang petani cabai asal Desa Kutawuluh, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Khamdiarto.

Cabai siap panen sekitar satu kuintal hilang digondol maling hingga ludes nyaris tak tersisa.

Padahal, menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) harga cabai mulai merangkak naik. Kasus pencurian itu bahkan viral di instagram @banjarnegaraterkini, Kamis (9/12/2021).

Dalam video tersebut memperlihatkan sebuah kebun cabai siap panen tapi malah habis dicuri.

Baca Juga: Harga Cabai Rawit Meroket, Pemkot: Kebutuhan Cabai Rawit di Kota Pontianak 4 Ton Per Hari

"Ini lur, lombokane malah dicolong wong mau mbengi pada madul. (Ini cabainya dicuri orang tadi malam. Semua pada rusak),” ujar suara seorang pria dalam video tersebut.

Setelah di konfirmasi, kebun tersebut milik Khamdiarto, warga Desa Kutawuluh. Ia membenarkan adanya pencurian cabai.

Ia memperkirakan, pencuri berhasil memetik cabai keriting miliknya mencapai 1 kwintal

“Iya benar, video yang beredar cabai yang dicuri maling itu di sini. Kejadiannya tadi malam,” ungkap Khamdiarto di lokasi kejadian, Jumat (10/12/2021).

Menurutnya, dengan memetik cabai asal-asalan membuat tanaman cabai rusak dan patah. Hal ini dapat membuat dirinya terancam gagal panen.

Baca Juga: Camat Karanganyar Digerebek di Kamar Hotel Bareng Staf, Alasannya Ambil Obat

“Selain mengambil cabai, juga tanamannya pada rusak. Patah batangnya. Kalau kaya gini, cabai yang masih hijau lama-lama layu,” jelasnya.

Padahal saat ini, harga cabai perlahan mulai naik. Khamdiarto menyebut mencapai Rp 30 ribu per kilogram di tingkat petani.

“Harganya sekarang Rp 30 ribu per kilogram itu di tingkat petani. Sebenarnya udah mulai naik harganya tetapi malah dicuri,” ujarnya.

Sementara itu, perangkat Desa Kutawuluh Rojul mengatakan, kejadian pencurian cabai bukan yang pertama terjadi. Biasanya cabai rawan dicuri saat harga mulai melonjak.

“Kalau tahun ini, baru ini sekali. Tetapi sebelumnya pernah ada yang nyuri cabai di kebun,” ungkapnya.

Ia mengatakan, penjagaan lingkungan selama ini sudah rutin dilakukan oleh warga. Termasuk melakukan penjagaan di kebun oleh para pemiliknya, namun ternyata masih bisa kecolongan.

“Kalau penjagaan sudah rutin. Kalau yang sampai kebun, penjagaanya dilakukan oleh pemiliknya masing-masing. Tetapi mungkin karena kesibukan atau yang lainnya akhirnya ada waktu lengah yang akhirnya dimanfaatkan pencuri,” pungkas dia.

Kontributor : Citra Ningsih

Load More