SuaraJawaTengah.id - Pandemi Covid-19 diharapkan segera berakhir. Kehidpuan normal sangat dinanti penduduk di dunia.
Diketahui virus Corona yang lebih sering disebut Covid-19 sudah menyebar selama 2 tahun. Hal itu tentu saja membuat banyak orang menderita.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan tahun 2022 harus menjadi tahun terakhir pandemi Covid-19 yang menimbulkan meresahkan dunia. Karena itu vaksinasi terus digencarkan.
Menyadur dari Solopos.com, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menaksir pandemi Covid-19 akan segera usai pada 2022 lantaran jumlah dosis vaksin Covid-19 yang terus meningkat terdistribusi dengan baik ke seluruh penjuru dunia.
Baca Juga: Setelah Suga, Bighit Music Umumkan RM dan Jin BTS Positif COVID-19
“2022 harus menjadi akhir dari pandemi Covid-19. Namun, [tahun tersebut] juga menjadi awal dari era yang lain, yaitu era solidaritas,” kata Tedros dalam jumpa pers rutin, seperti dikutip dari Bisnis.com pada Sabtu (25/12/2021).
Untuk mengakhiri pandemi Covid-19 pada 2022 program vaksinasi terus digalakkan. Tedros menjelaskan, sejauh ini jumlah dosis vaksin Covid-19 yang telah didistribusikan ke seluruh dunia sudah cukup mencapai target vaksinasi 40 persen populasi di setiap negara.
Penyebabnya, mekanisme kerja sama pengadaan vaksin COVAX Facility juga telah mengirimkan 800 juta lebih vaksin ke negara-negara yang masih memiliki tingkat vaksinasi rendah.
Dia pun memprediksi, pasokan dosis vaksin Covid-19 seharusnya cukup untuk memvaksinasi seluruh populasi orang dewasa di dunia dan memberikan booster vaksin kepada populasi berisiko tinggi pada kuartal I/2022.
“Jadi saya menyuarakan sekali lagi kepada negara dan produsen vaksin untuk memprioritaskan dosis vaksin untuk COVAX dan bekerja sama untuk membantu negara yang masih tertinggal dalam hal vaksinasi,” ujarnya.
Baca Juga: Turki Sukses Ciptakan Vaksin Turkovac, Erdogan: Akan Kami Bagikan Ke Seluruh Umat Manusia
Menurutnya, sekitar 20 persen dari seluruh dosis yang didistribusikan setiap hari saat ini justru diberikan untuk dosis ketiga atau dosis tambahan (booster) sehingga hal itu justru cenderung membuat pandemi makin lama berakhir lantaran masih banyak negara yang belum bisa memberikan dua dosis pertama vaksin Covid-19 untuk warganya sesuai target WHO.
Berita Terkait
-
4 Drama China yang Dibintangi Zhao Lusi yang Sayang untuk Dilewatkan
-
Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?
-
Trump Sempat Telepon Presiden China Soal Asal-Usul COVID, Ini Kata Mantan Kepala CDC!
-
The Girl Who Fell Beneath the Sea: Fantasi Dunia Dewa dari Mitologi Korea
-
Review Buku 'Who Rules the World?', Ketika Kekuasaan Global Dipertanyakan
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
Terkini
-
Sejak Ikut dalam UMKM EXPO(RT), UMKM Unici Songket Silungkang Kini Tembus Pasar Internasional
-
Asal-Usul Penamaan Bulan Syawal, Ternyata Berkaitan dengan Unta
-
Insiden Kekerasan Terhadap Jurnalis di Semarang: Oknum Polisi Minta Maaf
-
BRI Hadirkan Posko BUMN dengan Fasilitas Kesehatan dan Hiburan Saat Arus Balik Lebaran 2025
-
Jurnalis Dipukul dan Diancam Ajudan Kapolri: Kebebasan Pers Terancam di Semarang