Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Rabu, 19 Januari 2022 | 22:01 WIB
Wajan yang biasa untuk menggoreng keripik tempe tampak kosong dan kering lantaran harga minyak masih mahal, Banjarnegara, Rabu (18/1/2022). [Suara.com/Citra Ningsih]

"Teman teman banyak yang memilih berhenti produksi sampai menunggu stabil. Tapi kalau saya tetap berusaha memenuhi permintaan konsumen tapi dengan harga yang menyesuaikan," imbuh dia.

Dalam sehari, rumah produksi keripik tempe Suka Nicky biasanya mampu membuat satu kwintal keripik tempe.

"Biasanya sehari bisa 1 kwintal bahan jadi keripik tempe. Tapi karena ini libur jadi mengurangi jumlah produksi dan juga hari kerja," papar dia.

Produk keripik tempe Sukini sudah di jajakan di berbagai pasar tradisional yang ada di Kabupaten Banjarnegara.

Baca Juga: Kedapatan Jual Minyak Goreng di atas Rp 14 Ribu per Liter, Pemerintah akan Ambil Langkah Tegas

"Sudah ada reseller dari berbagai pasar yang ada di Banjarnegara, jadi rata rata mereka yang ambil kesini," jelasnya.

Tidak hanya minyak goreng, harga kedelai juga turut andil memusingkan Sukini. Bahan baku tempe yang semula hanya berkisar Rp 7 ribu per kilogram, saat ini menjadi Rp 10.500 per kilogram.

"Bahan baku tempe kedelai juga naik. Dari Rp 7ribh sekarang jadi Rp10.500 per kilogram. Jadi semuanya apa apa naik," pungkasnya.

Kontributor : Citra Ningsih

Baca Juga: Minyak Goreng Rp 14 Ribu per Liter, Hypermart Pontianak Diserbu Pelanggan

Load More