Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 26 Januari 2022 | 07:41 WIB
Harga minyak goreng di pasar tradisional Banjarnegara masih tinggi, Selasa (25/1/2022) [Suara.com/Citra Ningsih]

SuaraJawaTengah.id - Kebijakan pemerintah terkait subsidi minyak seharga Rp14 ribu per liter tak dapat dirasakan oleh masyarakat Banjarnegara, Jawa Tengah.

Berdasarkan pantauan suara.com, harga minyak eceran di pasar tradisional Banjarnegara masih menyentuh Rp 19 ribu per liter sampai Rp 21 ribu per liter.

Penjual minyak, Haryono mengatakan, sampai saat ini, belum ada informasi lebih lanjut terkait harga minyak. Sehingga, dirinya masih menggunakan harga lama.

"Belum ada perubahan, sampai sekarang harga minyak masih Rp 20 ribu sampai Rp 21 ribu tergantung merk," kata dia, Selasa (25/1/2022).

Baca Juga: Pedagang Pasar Tradisional di Bandung Nilai Kebijakan Minyak Goreng Satu Harga Hanya Untungkan Perusahaan Besar

Sementara untuk minat pembeli, Haryono mengaku terdapat penurunan. "Pembeli berkurang, sekarang belum berani beli lagi takutnya nggak laku," imbuh dia.

Sementara pedagang minyak lainnya, Agung juga mengungkapkan hal serupa. Dirinya masih menggunakan harga sebelumnya yaitu Rp 19 ribu per liter.

"Kita masih pakai harga lama karena dulu ambilnya harga lama," ungkap dia.

Pihaknya mengaku sampai saat ini belum ada kebijakan yang masuk ke pedagang pasar tradisional Banjarnegara.

"Belum ada kebijakan yang masuk ke kami. Kita masih Rp 19 ribu per liter," kata dia.

Baca Juga: Masih Langka, Pemprov DKI Minta Pedagang Batasi Penjualan Minyak Goreng: 2 Liter per Orang

Sementara, stok minyak yang dimiliki Agung masih cukup banyak. Ia mengaku kesulitan menjual kepada konsumen lantaran harga masih tinggi.

"Stok barang banyak, karena belum bisa menjual. Kita juga nggak nambah stok karena kalau harganya jatuh kita susah menjual," jelas dia.

Tak hanya penjual, tingginya harga minyak goreng juga sangat dirasakan oleh konsumen.

Pembeli minyak goreng, Tursinah mengaku keberatan untuk membeli minyak dengan harga yang masih melambung tinggi.

"Saya berharap minyak turun harga, saya sebagai petani beli minyak harga segitu sangat berat," ucap dia.

Sedangkan untuk subsidi minyak di toko ritel saat ini selalu habis. Salah satu warga Banjarnegara, Wiwin mengaku tidak sempat merasakan subsidi minyak seharga Rp 14 ribu per liter.

"Selalu kehabisan, belum pernah bisa beli yang harganya Rp 14 ribu per liter. Jadi mau tak mau saya beli di pasar yang harganya masih mahal," ujar dia.

Kontributor : Citra Ningsih

Load More