SuaraJawaTengah.id - Kelurahan Simongan, Kota Semarang terdapat bangunan Klenteng Sam Poo Kong yang menjadi saksi bisu perjuangan warga Tiongkok untuk membebaskan tanah tersebut dari orang Yahudi.
Dia adalah Oei Tjie Sien, seorang saudagar asal Tiongkok yang kemudian menetap di Semarang. Dia adalah orang tua dari Oei Tiong Ham atau yang dijuluki sebagai "Raja Gula".
Dulu, tak jauh dari Sam Poo Kong terdapat pusat perdagangan. Ketika tanah tersebut masih dimiliki oleh orang Yahudi, warga Tionghoa dan pribumi harus membayar jika melalui kawasan Sam Poo Kong.
Ketua Yayasan Sam Poo Kong, Chandra Budi Atmaja mengatakan, pada tahun 1878, tanah di kawsan Simongan masih dimiliki oleh seorang Yahudi berkebangsaan Armenia.
Baca Juga: Viral Video Bapak-bapak Dijebak Pakai Baju Couple Saat Rayakan Imlek, Warganet Kompak Ngakak Bareng
Masyarakat Tiong Hoa yang kala itu banyak tinggal di kawasan tersebut, harus membayar saat hendak melintasi kawasan. Bahkan, warga yang hendak sembahyang ke Sam Poo Kong juga dikenakan biaya.
"Tak tega melihat hal itu, Oei Tjie Sien bertekat untuk membeli tanah di kawasan Sam Poo Kong tersebut," jelasnya beberapa waktu yang lalu.
Seingatnya, warga Yahudi yang memiliki tanah di kawasan Sam Poo Kong bernama Johanes. Orang berkebangsaan Armenia itu memang dikenal mempunyai banyak tanah, salah satunya di Sam Poo Kong.
"Dia punya banyak tanah, hampir separuh Semarang itu tanahnya," katanya.
Sekitar tahun 1978, Oei Tjie Sien berhasil membeli tanah di komplek Sam Poo Kong. Satu tahun setelah dia membeli tanah tersebut, dia sempat menuliskan kata-kata di sebuah prasasti dalam bahasa mandarin.
Baca Juga: Anies Baswedan: Shio Macan Air Menandai Keberanian Hadapi Tantangan Besar ke Depan
"Dalam prasasti tersebut tertulis lokasi Sam Poo Kong sangat indah dan memiliki feng shui yang bagus," jelasnya menerjemahkan tulisan Oei Tjie Sien.
Selain itu, Oei Tjie Sien juga menuliskan bahwa tanah di sekitar Sam Poo Kong mempunyai pemandangan yang indah karena di belakangnya terdapat pegunungan dan depannya adalah lautan.
"Sam Poo Kong ini di rumah batu yang indah. Tanah di sini makmur," tulis Oei Tjie Sien dalam prasasti tersebut.
Karena mempunyai jiwa sosial yang cukup tinggi, tanah yang dibeli Oei Tjie Sien dari orang Yahudi itu diberikan kepada Yayasan Sam Poo Kong berbarengan kepindahan Oei Tiong Ham dari tanah Semongan.
"Oei Tjie Sien memiliki jiwa sosial yang tinggi. Sehingga anak-anaknya juga terdidik seperti itu," paparnya.
Kontributor : Dafi Yusuf
Berita Terkait
-
UEA Jatuhkan Hukuman Mati kepada Tiga Orang atas Pembunuhan Rabi Israel
-
Ikut Trend Joget Bagi THR, Maia Estianty Bantah The Penguin Dance dari Yahudi
-
Lagi Tren Joget THR: Apakah Terinspirasi dari Tarian Yahudi?
-
Meriahnya Kirab Budaya Dugderan Sambut Ramadan di Semarang
-
Korupsi Meja Kursi SD, Wali Kota Semarang dan Suami Diciduk KPK
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
-
IHSG Hari Ini Anjlok Parah, Prabowo Mengaku Tidak Takut Hingga Singgung Judi
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
-
IHSG Bergejolak, Prabowo Sesumbar: Saya Tidak Takut dengan Pasar Modal
Terkini
-
Pemprov Jateng Siap Gelontor Bantuan Keuangan Desa Sebanyak Rp1,2 Triliun
-
Semen Gresik dan Pemkab Blora Teken Kerjasama Pengelolaan Sampah Kota Melalui Teknologi RDF
-
10 Tips Menjaga Semangat Ibadah Setelah Ramadan
-
7 Pabrik Gula Tua di Jawa Tengah: Ada yang Jadi Museum hingga Wisata Instagramable
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025