Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 16 Februari 2022 | 07:20 WIB
Pentas wayang kulit. Budayawan Sujiwo Tejo mengaku tak senang dengan banyaknya pihak mendadak membela wayang pasca ceramah ustaz Khalid Basalamah yang mengharamkan wayang. (ANTARA)

SuaraJawaTengah.id - Belakangan ini wayang mendadak jadi perbincangan hangat di jagat media sosial. Hal tersebut buntut dari ceramah ustaz Khalid Basalamah yang mengharamkan umat muslim memainkan wayang. 

Tak hanya sampai disitu saja, ustaz Khalid Basalamah juga meminta wayang untuk dimusnahkan saja. Meski wayang itu merupakan peninggalan leluhur bangsa Indonesia. 

Pernyataan kontroversi ustaz Khalid Basalamah itu jelas memancing kemarahan publik. Banyak pihak khususnya para seniman yang tak terima dengan pernyataan ustaz Khalid Baslamah yang mengharamkan wayang tersebut. 

Seniman Sujiwo Tejo tak ketinggalan mengomentari permasalahan tersebut. Kendati demikian, pria yang dijuluki sebagai presiden jancukers ini enggan menanggapi persoalan tersebut terlalu mendalam. 

Baca Juga: Muhammadiyah: Sejarah Membuktikan Wayang Menjadi Media Dakwah yang Efektif

"Aku banyak dimintai tanggapan soal bahwa wayang harus dimusnahkan sebab haram. Tak satu pun kutanggapi," tutur Sujiwo Tejo melalui akun twitternya. 

"Yang ingin menghapus wayang atau bayangan, silahkan hapus dulu bayangannya sendiri. Awal itu gelap. Lalu mulai tampak segala hal berkat cahaya. Cahaya itulah akal atau pengetahuan. Dan setiap cahaya akan menimbulkan bayangan. Itu sebabnya wayang selalu bercerita tentang hal-hal non akal atau misteri," sambungnya. 

Disinggung banyak pihak yang mendadak membela wayang. Sujiwo Tejo justru merasa tak senang. 

"Mbah bangga wayang banyak yang ngebelain? Malah sedih," ungkap Sujiwo Tejo. 

Lantas Sujiwo Tejo melanjutkan jika wayang akan musnah sendiri. Hal itu dikarenakan pagelaran wayang sudah tak lagi diminati masyarakat. 

Baca Juga: Ustaz Khalid Basalamah Minta Maaf dan Klarifikasi Ceramah Soal Wayang Haram

“Sebab bagi mereka mungkin yang penting gaduh, bukan ngebela wayang. Nonton wayang aja mungkin gak pernah. Apalagi nanggap wayang. Tanpa dimusnahkan, wayang akan musnah sendiri kalau gak ada lagi yang nonton atau nanggap," tandasnya. 

Sontak saja cuitan Sujiwo Tejo tersebut langsung dibanjiri komentar warganet. Tak sedikit dari mereka yang menyetujui pendapat pria yang kini berusia 59 tahun. 

"Kok leres Mbah, mereka hanya pengin dan seneng jika gaduh. Terus ujung-ujungnya Islam jadi tertuduh dan mudah terprovokasi," kata akun @aku_merpati**. 

"Iya bener banget. Saya sebagai pelaku seni sempat pesimis dengan masa depan wayang. Sempat waktu di "tanggap" hampir-hampir gak ada yang nonton. Bahkan setelah lewat jam satu malam, semua penonton telah bubar," celetuk akun @Wahid079**. 

"Setuju nih aku, ibarat santri, apalah arti menyuarakan untuk melakukan tradisi santri, tradisi pesantren, lebih jauh lagi tradisi agama. Namun, nyatanya diri belum mampu mentradisikan itu semua. Berarti santri tingkat ikut-ikutan," ungkap akun @santri_keli**. 

"Betul itu Mbah. Cuma pengen bikin keruh suasana aja. Membenturkan budayawan dengan ulama," sahut akun @bobi**. 

"Bener juga ya, wayang sudah tinggal jadi hiasan atau pajangan sekarang, dulu jaman saya masih kecil kalau ada pentas wayang kulit atau wayang golek di lapangan sampai setiap kacamatan sebagian pada ngumpul, kadang lapang sampai penuh, lah sekarang boro-boro," timpal akun @Anonim**. 

Tambahan informasi, buntut ceramahnya menjadi polemik di masyarakat. Ustaz Khalid Basalamah pun sudah memberikan klarifikasi dan meminta maaf kepada masyarakat di akun instagramnya.

Kontributor : Fitroh Nurikhsan

Load More