SuaraJawaTengah.id - Beberapa hari terakhir digegerkan dengan mogoknya perajin tahu dan tempe. Hal itu disebabkan melambungnya harga kedelai impor dipasaran.
Namun demikian, dari kenaikan harga dan minimnya pasokan kedelai impor dari Amerika Serikat itu seharusnya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan produksi dan kualitas kedelai lokal.
Akademisi dari Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr. Purwanto mengingatkan perlunya meningkatkan produksi kedelai lokal sebagai upaya mitigasi untuk mengatasi kenaikan harga komoditas tersebut pada masa yang akan datang.
"Perlu peningkatan produksi untuk kedelai lokal dan perlunya perluasan produksi, ini merupakan salah satu upaya mitigasi yang efektif," kata Purwanto dikutip dari ANTARA di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (23/2/2022).
Baca Juga: Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu di Kartasura Sukoharjo Pilih Kurangi Takaran dan Ukuran Tahu
Dosen jurusan agroteknologi Fakultas Pertanian Unsoed itu juga menambahkan bahwa terkait peningkatan produksi maka perlu adanya insentif bagi petani agar mau menanam kedelai.
"Petani perlu kepastian pasar dan harga yang layak. Selain itu petani juga perlu jaminan pasar dan harga agar mereka makin terdorong untuk menanam kedelai," katanya.
Selain itu, kata dia, para petani juga perlu dukungan teknologi terutama varietas unggul untuk bisa memacu dan peningkatan produksi kedelai.
Menurutnya, harga kedelai dapat dikendalikan jika stok tercukupi, baik ketersediaan kedelai impor maupun hasil produksi kedelai lokal.
"Dengan demikian, produksi kedelai impor ini memegang peranan penting karena jika ketersediaan kedelai produksi dalam negeri mampu memenuhi maka akan dapat berkontribusi positif pada penurunan harga," katanya.
Baca Juga: Rapor Buruk Pangadaan Bahan Pangan, Setelah Minyak Goreng Kini Kedelai Impor Mahal
Sementara itu, Purwanto juga menambahkan bahwa salah satu hal yang menjadi hambatan dalam produksi kedelai adalah persoalan lahan.
"Ketersediaan lahan menjadi salah satu hambatan produksi bagi para petani yang selama ini berupaya menanam kedelai. Selama ini banyak petani yang menanam kedelai pada lahan-lagan sawah bekas padi sehingga produksi masih rendah karena ada kemungkinan ancaman kekeringan," katanya.
Kendati demikian, hal tersebut menurutnya bisa diatasi dengan menggunakan bibit unggul dan berkualitas agar dapat menghasilkan varietas yang lebih tahan terhadap cuaca.
Sementara itu, pemerhati tanaman kedelai dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ponendi menambahkan bahwa petani kedelai perlu menggunakan bibit unggul dan berkualitas guna meningkatkan produksi kedelai.
"Unggul di sini berarti varietas baru yang menjadikan produktivitasnya tinggi sementara berkualitas artinya adalah benih tersebut harus bersertifikat, daya tumbuhnya tinggi yakni 90 persen," katanya.
Dia juga menambahkan bahwa benih kedelai harus dipastikan tidak tersimpan terlalu lama di tempat penyimpanan.
"Artinya petani pada saat menanam sebaiknya menggunakan benih yang baru agar daya tumbuhnya tinggi," katanya.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Daftar Petinggi Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM), Viral Usai Video Razia RM Padang
- Penampilan Happy Asmara Saat Manggung Jadi Omongan Warganet: Semakin Hari Kelihatan Perutnya...
- Kecurigaan Diam-diam Paula Verhoeven sebelum Digugat Cerai Baim Wong: Kadang Chat Siapa Sih?
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
Pilihan
-
Derbi Keturunan! Julian Oerip Cetak Gol Saat AZ Bantai Samuel Silalahi di UEFA Youth League
-
Tersangka Kasus Judol Bisa Kerja Padahal Tak Lulus Seleksi, SOP Komdigi Kini Diusut Polisi
-
Kondisi Sepak Bola NTT, Dapil Anita Jacoba Gah yang Kritik Naturalisasi Timnas Indonesia
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Juta RAM 8 GB Terbaik November 2024
-
Ekonomi Kaltim Tumbuh Stabil 5,52 Persen YoY, Sektor Listrik dan Gas Melonjak 18,74 Persen
Terkini
-
Ramai-ramai ke Rumah Jokowi, Calon Kepala Daerah Diminta Fokus pada Isu Mendasar dan Prioritas Lokal
-
BMKG Semarang Ingatkan Potensi Banjir Rob di Pantura Jawa Tengah pada Puncak Musim Hujan
-
Adu Kekayaan para Calon di Pilgub Jateng 2024: Andika-Hendi vs Luthfi-Yasin
-
Masjid Tanpa Kunci Khoiru Ummah: 24 Jam Menerima Tamu Allah
-
BRI Peduli Bantu Korban Erupsi Gunung Lewotobi, Layanan Perbankan Dialihkan