SuaraJawaTengah.id - Rifka Dina Aulia (7) seorang anak yang mengalami kekurangan gizi di Kabupaten Probolinggo.
Dina berasal keluarga miskin di Dusun Krajan, RT 10, RW 3, Desa Sindetlami, Kecamatan Besuk.
Saat ini, dia tinggal di sebuah rumah semi permanen berdinding kayu bersama neneknya, Suto Sari (69).
Setiap hari, Dina hanya berbaring di tempat tidur. Dia tidak bisa berdiri. Juga tidak bisa bicara. Suto harus menggendongnya jika ingin mengajak Dina bermain di luar rumah.
“Sudah sejak lahir sudah tidak normal kondisinya, lahirnya prematur dengan berat hanya 1,1 kilogram saat lahir dulu sehingga kondisinya sekarang seperti ini, tidak bisa jalan, setiap harinya hanya minum susu saja,” kata Salehuddin (36), paman Dina.
Empat tahun lalu, kedua orangtua Dina bercerai.
Kini, Dina menjadi anak yatim piatu. Delapan bulan yang lalu, ibunya, Babur Rahma (30), meninggal dunia. Dua bulan kemudian, ayahnya, Hasan (32), juga meninggal dunia.
“Bapak kandungnya namanya Hasan, warga Desa Betek Taman, Kecamatan Gading, juga sudah meninggal dunia. Dia meninggal dunia setelah pisah dengan adik saya, belum genap setahun lalu adik saya meninggal,” kata Shalehuddin.
Semenjak kedua orangtua meninggal dunia, keadaan ekonomi keluarga Dina semakin buruk. Mereka sering kekurangan biaya untuk memenuhi kebutuhan Dina.
Baca Juga: Nasib Balita Laila Fitriyah Akibat Kelainan Kelamin Ganda, Tak Kunjung Dioperasi Sebab Kurang Gizi
“Sebenarnya ada Kartu Indonesia Sehat, namun tidak bisa dipakai karena kami tidak tahu cara mengurusnya, jadi untuk perawatan Dina hanya sebatas di bidan desa saja, paling banter di Puskesmas Besuk,” tutur Salehuddin.
Sekretaris Desa Sindetlami Jamaluddin mengatakan Dina sebenarnya sudah masuk dalam program bantuan bagi disabilitas dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Satu bulan itu Rp300 ribu, tapi dicairkan ketika tiga bulan sekali, jadi Rp900 ribu. Untuk tahun 2022 ini, masih belum dapat karena belum genap tiga bulan, bantuan diserahkan secara tunai kepada yang bersangkutan,” kata Jamal.
Selain bantuan itu, kata Jamal, Pemerintah Desa Sindetlami melalui bidan desa juga memantau kondisi kesehatan Dina sembari memberikan arahan terkait pola makan.
“Kami dari pihak desa sebenarnya sudah berusaha untuk kesembuhan, tapi tetap kendala utama ada di ekonomi,” kata Jamal. [Beritajatim]
Berita Terkait
-
Jangan Anggap Remeh, Ini 7 Sinyal dari Tubuh Kalau Kamu Kurang Nutrisi
-
Kasus Dana Hibah Jatim, KPK Periksa 6 Tersangka Termasuk Politikus PDIP dan Gerindra
-
9 Ciri-ciri Anak Terindikasi Stunting, Orangtua Wajib Tahu!
-
Ibu Cerdas Atasi Stunting: Tips Mudah Penuhi Gizi Anak dari Dokter Spesialis
-
Wajib Waspada, Ini 5 Dampak Buruk Badan Terlalu Kurus yang Harus Dipahami
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
Terkini
-
Konektivitas Aceh Pulih, Kementerian PU Janjikan Jembatan Permanen
-
Urat Nadi Aceh Pulih! Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka, Mobilitas Kembali Normal
-
7 Perbedaan Toyota Agya G dan Daihatsu Ayla R yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Membeli
-
Fitur Reksa Dana BRImo Jawab Kebutuhan Investasi Nasabah Modern Digital
-
5 Mobil Bekas Irit BBM, Harga di Bawah Rp115 Juta, Pilihan Cerdas Keluarga Muda