Ronald Seger Prabowo
Minggu, 27 Februari 2022 | 17:05 WIB
Uniknya Kuliner Saoto Golak Khas Wonosobo, Rasa Manis Gula Jawa yang Melegenda
Saoto Golak legendaris buatan Mbah Jasrun, di pasar Kaliwiro, Wonosobo. [Suara.com/Citra Ningsih]

SuaraJawaTengah.id - Membahas soal kuliner, Kabupaten Wonosobo memang selalu juara dan tidak ada habisnya.

Deretan kuliner yang populer dari wilayah di kaki Gunung Sindoro-Sumbing itu mulai Mie Ongklok, Carica, dan Sagon Bakar.

Namun, ada makanan khas Wonosobo lainnya yang tak kalah lezat. Makanan itu bernama Saoto Golak.

Saoto Golak merupakan makanan asli dari daerah selatan Kabupaten Wonosobo, tepatnya di Kecamatan Wadaslintang dan Kecamatan Kaliwiro.

Saoto merupakan nama makanan, penyebutan dari kata soto. Soto bagi sejumlah masyarakat di wilayah Wonosobo, khususnya bagian selatan sering menyebut makanan soto dengan nyaoto.

Dari kata nyaoto tersebut lah kemudian berkembang menjadi saoto. Sedangkan Golak adalah nama cemilan lokal yang terbuat dari umbi singkong.

Saoto (soto) Golak ini sangat berbeda dengan soto-soto pada umumnya, mulai dari rasa hingga bahan tambahannya pun berbeda. Sebagai pelengkap, umumnya soto dicampur dengan nasi putih atau ketupat.

Namun lain untuk saoto golak ini, nasi putih atau ketupat diganti dengan cemilan golak dari singkong yang sudah digoreng dan diiris berbentuk kotak.

Sedangkan untuk isian lainnya masih sama dengan soto pada umumnya yakni irisan daging sapi, bihun, tauge dan kacang tanah.

Baca Juga: 7 Makanan Khas Brebes, Tampilan Serta Rasanya Unik dan Menggugah Selera

Penjual Saoto Golak legendaris di Pasar Kaliwiro, Mbah Jasrun (70) mengaku sudah berjualan sejak kecil. Resep kuliner ini pun ia dapatkan dari sang ayah yang dahulu merupakan penjual Saoto Golak sejak tahun 1950.

“Ayah saya dulu jualan saoto golak tahun 1950, terus sekitar tahun 1970 ayah saya sakit kemudian saya yang meneruskan jualannya di pasar Kaliwiro,” ungkap Mbah Jasrun kepada Suarajawatengah.id, Minggu (27/2/2022).

Ia bercerita, awal mula munculnya golak sebagai pengganti nasi pada menu ini, ketika dahulu Kaliwiro dilanda musim paceklik atau musim kemarau berkepanjangan sehingga tidak ada padi yang bisa dipanen dan dimasak.  Akhirnya, warga menjadikan umbi singkong jadi makanan utama pengganti nasi yang diberi nama golak.

“Dulu kata simbah-simbah saya, di Kaliwiro pernah ada musim paceklik lama. Sampai sudah tidak ada beras lagi yang bisa dimasak, kemudian orang-orang disini cari budin (singkong) terus diolah jadilah golak buat mengganti nasi waktu itu,”papar Mbah Jasrun.

Berawal dari situ lah kemudian muncul kuliner Saoto Golak, perpaduan antara soto sapi dengan golak singkong.

Masih Eksis

Load More