Ronald Seger Prabowo
Minggu, 27 Februari 2022 | 17:05 WIB
Saoto Golak legendaris buatan Mbah Jasrun, di pasar Kaliwiro, Wonosobo. [Suara.com/Citra Ningsih]

Meski termasuk jenis masakan tradisional, namun Saoto Golak khas Kaliwiro, Wonosobo ini masih eksis dan laris manis diburu pembeli karena keunikan rasa dan cara penyajiannya.

Agar tidak basi saat dikonsumsi, biasanya golak singkong yang sudah diolah akan disajikan panas-panas atau digoreng mendadak. Golak kemudian diletakkan secara terpisah dengan soto sapinya.

Biasanya, untuk satu porsi soto sapi berisi 10 hingga 15 irisan golak singkong.

“Kalau ada yang beli baru golaknya digoreng. Golaknya dipisah taruh dimangkok isinya ya bisa 10, bisa 15 golak” katanya.

Jika pembeli ingin menambahkan rasa manis pada Saoto Golak ini, bukanlah kecap yang digunakan, melainkan gula merah yang sudah dicairkan. Sungguh semakin unik sajian Saoto Golak ini.

“Ya mungkin jaman dulu harga kecap masih mahal ya, jadi para penjual soto golak menggantinya pakai gula jawa (gula merah) biar ada rasa manisnya,” ungkapnya.

Nah, selain gurih dan lezat, Saoto Golak ini juga terbilang murah, yakni cukup dengan  R10 ribu untuk harga per porsinya bisa membuat perut kenyang.   

“Saya memang sering mampir ke warung Mbah Jasrun. Soto Golaknya enak banget. Di daerah kota Wonosobo memang ada yang jual,  tapi golaknya paling enak punya mbah Jasrun ini yang di pasar Kaliwiro. Seporsi harganya cuma Rp10 ribu sudah bikin kenyang ,” ungkap Gita (30) salah satu pelanggan Saoto Golak Mbah Jasrun.

Sayangnya, untuk bisa mencicipi gurih dan lezatnya Saoto Golak ini harus bersabar karena warung Mbah Jasrun tidak buka setiap hari.

Baca Juga: 7 Makanan Khas Brebes, Tampilan Serta Rasanya Unik dan Menggugah Selera

Mbah Jasrun hanya buka seminggu sekali yakni pada dino pasaran (hari pasaran) saja yakni pada saat pahing di pasar tradisional Kecamatan Kaliwiro, Wonosobo ini.

Meski hanya buka selama satu hari dalam seminggu dan mulai buka pukul 6 pagi hingga 2 siang, Saoto Golak Mbah Jasrun ini selalu ludes terjual.  

“Ya bukanya tidak setiap hari, pas tanggalan jawa pahing saja dan di pasar Kaliwiro memang dari dulu pasarannya juga pas pahing. Ya Alhamdulillah kalau pas buka bisa sampai 100 mangkok bahkan sering lebih,” pungkas Alwiyah (65) istri Mbah Jasrun. 

Kontributor : Citra Ningsih

Load More