SuaraJawaTengah.id - Banjir bandang menerjang Kabupaten Brebes bagian selatan hingga menyebabkan puluhan rumah rusak dan tiga antaranya hanyut terbawa arus banjir. Bencana alam ini juga membuat ratusan warga mengungsi.
Banjir bandang terjadi pada Sabtu (26/2/2022) sore hingga malam. Hujan dengan intensitas tinggi membuat debit air sungai Keruh, Erang, Pedes, dan Saluaran meningkat dan meluap ke permukiman warga.
Wilayah yang terdampak banjir bandang di Kecamatan Bumiayu meliputi Desa Jatisawit, Desa Negaradaha, Desa Penggarutan, Desa Kalierang, dan Desa Dukuhturi. Selain di Kecamatan Bumiayu, banjir juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Paguyangan, dan Sirampog.
Banjir bandang terparah terjadi di wilayah Kecamatan Bumiayu, terutama di Dukuh Kalikeruh, Desa Dukuhturi. Terdapat puluhan rumah warga di wilayah tersebut yang rusak ringan, sedang, hingga berat karena diterjang derasnya banjir.
Baca Juga: Banjir Kepung Sejumlah Kecamatan di Aceh Timur
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes Nushy Mansyur mengatakan, terdapat sekitar 70 rumah yang terdampak banjir bandang.
"Itu termasuk tiga rumah yang hilang terbawa arus. Lainnya rusak macam-macam dari ringan sampai berat," kata Nushy, Minggu (27/2/2022).
Menurut Nushy, relawan BPBD dan unsur terkait Minggu sudah dikerahkan ke lokasi yang terdampak untuk membantu masyarakat membersikan material banjir yang masuk ke rumah dan menyelamatkan barang-barang yang bisa digunakan.
"Sementara beberapa orang masih mengungsi di rumah-rumah tetangga yang aman dan ada tiga titik pengungsian. Korban jiwa tidak ada. Titik berat kita keselamatan jiwa, kebutuhan dasar, sandang, pangan kita utamakan. Sejak semalam sampai beberapa hari ke depan kita bantu," ujarnya.
Menurut Nushy, pihaknya akan mengusulkan ke pemerintah provinsi agar rumah-rumah warga yang rusak berat mendapat bantuan. "Ada 13 rumah yang rusak berat akan kita usulkan untuk mendapatkan bantuan," kata dia.
Baca Juga: Hujan Deras Mengguyur, Warga Perkampungan Patemon Pamekasan Terendam Banjir
Nushy mengatakan, banjir bandang tersebut akibat kerusakan alam yang luar biasa di wilayah hulu karena tidak adanya pohon-pohon pelindung yang menjaga resapan air.
Berita Terkait
-
Berita Kemarin: Banjir Kepung Permukiman Warga, JLF Sepi Pengunjung Imbas Ekonomi Lesu
-
Tornado Dahsyat Landa AS: 7 Tewas, 55 Juta Terancam! Banjir Bandang Mengintai
-
Ditanya Banjir Sampai Sampah saat Halalbihalal ke Megawati, Pramono: Alhamdulillah Bisa Kita Jawab
-
Giant Sea Wall: Solusi Banjir Rob Jakarta atau Proyek Ambisius Tanpa Dana Jelas?
-
Fantastis! Total Kerugian Akibat Banjir Jabodetabek Ternyata Tembus Rp1,7 Triliun
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
'Siiiu' Ala Zahaby Gholy, Ini Respon Cristiano Ronaldo Usai Selebrasinya Dijiplak
-
Hasil Akhir! Pesta Gol, Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia
-
Hasil Babak Pertama: Gol Indah Zahaby Gholy Bawa Timnas Indonesia U-17 Unggul Dua Gol
-
BREAKING NEWS! Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Yaman
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
Terkini
-
10 Tips Menjaga Semangat Ibadah Setelah Ramadan
-
7 Pabrik Gula Tua di Jawa Tengah: Ada yang Jadi Museum hingga Wisata Instagramable
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025
-
One Way Lokal di Tol Salatiga-Kalikangkung Dihentikan: Puncak Arus Balik Lebaran 2025 Terlewati
-
Berkat BRI, Peluang Ekspor bagi Gelap Ruang Jiwa Terbuka Makin Lebar