SuaraJawaTengah.id - Kenaikan Harga LPG non subsidi dikeluhkan pelaku usaha kuliner di Banjarnegara, Jawa Tengah. Mereka bahkan mulai beralih menggunakan gas LPG 3 kilogram dengan harga yang lebih terjangkau.
Selama tiga bulan, harga gas LPG non subsidi mengalami kenaikan dua kali yakni pada 25 Desember 2021 dan pada 27 Februari tahun 2022. Dengan demikian, harga non subsidi 5,5 kilogram saat ini mencapai Rp90 ribu per tabung.
Supervisor Koordinator LPG PT Sarana Patra Gasindo, Arif Dwi Herlianto mengatakan, PT Pertamina kembali menaikkan arga gas non subsidi untuk kemasan 5,5 kilogram dan 12 kilogram.
"Kenaikkan gas LPG non subsidi ini dilakukan pertama pada 25 Desember 2021 dan 27 Februari 2022. Untuk gas 5,5 kilogram kenaikan harga Rp13 ribu sedangkan kemasan 12 kilogram naik Rp25 ribu,"ungkapnya, Senin (7/3/2022).
Kemudian, pada 27 Februari 2022, kemasan gas LPG 5,5 kilogram naik lagi sebesar Rp12 ribu dan kemasan 12 kilogram naik Rp24 ribu.
"Sehingga, harga gas kemasan 5,5 kilogram saat ini adalah Rp90 ribu dan gas LPG kemasan 12 kilogram menjadi Rp190 ribu per tabung,"katanya.
Dengan kenaikan harga gas non subsidi ini membuat para pelaku usaha kuliner kelimpungan. Pasalnya, harga gas non subsidi yang biasa dipakai nyaris mengalami kenaikan dua kali lipat.
Salah satu penjual Soto Semarang di taman kota Banjarnegara, Alviatun mengatakan, terjadinya kenaikan gas non subsidi saat ini sangat berdampak pada usahanya.
Ia bahkan bingung lantaran tingginya harga gas yang naik dua kali dalam tiga bulan terakhir. Disisi lain, dia tidak bisa menaikkan harga soto karena takut kehilangan pelanggan.
"Tentu sangat berdampak, solusinya mungkin menaikkan harga tapi kalau saya tidak bisa. karena pelanggan soto sini kan kebanyakan anak kos, anak sekolah, kasian kalau dinaikkan, jadi saya tetap memilih bertahan dengan harga soto saat ini,"katanya.
Baca Juga: Jadi Pelaku Penipuan Minyak Goreng, Oknum PNS di Banjarnegara Terancam Dipecat
Untuk bisa menjalankan usahanya, Alviani memutuskan untuk beralih menggunakan gas LPG 3 kilogram sebagai selingan. Sebelumnya, dia menggunakan gas LPG non subsidi kemasan 5,5 kilogram.
"Ya pakai gas melon juga sekarang, buat membantu karena harganya sekarang Rp90 ribu kan,"ujarnya.
Dalam sehari, kebutuhan gas untuk usahanya sekitar 4 tabung kemasan 5,5 kilogram. Ia berharap, harga gas non subsidi dapat kembali turun seperti sebelumnya karena harga saat ini dirasa sangat memberatkan.
"Berharap bisa turun harga lagi, kalau harga yang sekarang jujur aja berat,"pungkasnya.
Kontributor : Citra Ningsih
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025